Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

OECD : Tingginya Pengangguran Hambat Pemulihan Ekonomi Eropa

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menyatakan tingginya angka pengangguran diantara masyarakat usia produktif merupakan isu sensitif.
Amanda Kusumawardhani
Amanda Kusumawardhani - Bisnis.com 24 Januari 2014  |  03:15 WIB
OECD : Tingginya Pengangguran Hambat Pemulihan Ekonomi Eropa
Tantangan terbesar masih berkutat di ketersediaan lapangan pekerjaan. - bisnis.com

Bisnis.com, DAVOS— Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menyatakan tingginya angka pengangguran diantara masyarakat usia produktif merupakan isu sensitif.  

Sekretaris Jenderal Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Angel Gurria memperingatkan isu pengangguran usia produktif cukup berisiko menghambat momentum pemulihan kawasan tersebut.

“Masalahnya masih pekerjaan, pekerjaan, dan pekerjaan. Jika isu itu tidak segera ditangani, maka problem pengangguran tak ubahnya seperi bom waktu,”tekannya di Davos, Kamis (23/1/2014).

 Menurutnya, tidak ada isu yang lebih berbahaya daripada memiliki generasi muda yang mengalami frustasi akibat kekurangan lapangan pekerjaan.

Bahkan, ketika kinerja Euro menunjukkan sinyal positif setelah resesi yang lama tahun lalu dan peningkatan kepercayaan ekonomi terjadi, belum ada perbaikan terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan.

Angka pengangguran di Uni Eropa stagnan sebesar 12,1% pada April dan hampir seperempat masyarakat dengan usia produktif belum memiliki pekerjaan.

“Tantangan terbesar masih berkutat di ketersediaan lapangan pekerjaan. Untuk deflasi, saya memperkirakan itu bukan ancaman yang perlu ditakuti,”imbuhnya.

Sebelumnya, European Central Bank (ECB) secara mengejutkan memangkas suku bunga acuan pada November tahun lalu guna mencegah inflasi yang melambat setelah pertumbuhan indeks harga mencapai titik terendah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

oecd

Sumber : Bloomberg

Editor : Fatkhul Maskur

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top