Bisnis.com, DAVOS— Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menyatakan tingginya angka pengangguran diantara masyarakat usia produktif merupakan isu sensitif.
Sekretaris Jenderal Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Angel Gurria memperingatkan isu pengangguran usia produktif cukup berisiko menghambat momentum pemulihan kawasan tersebut.
“Masalahnya masih pekerjaan, pekerjaan, dan pekerjaan. Jika isu itu tidak segera ditangani, maka problem pengangguran tak ubahnya seperi bom waktu,”tekannya di Davos, Kamis (23/1/2014).
Menurutnya, tidak ada isu yang lebih berbahaya daripada memiliki generasi muda yang mengalami frustasi akibat kekurangan lapangan pekerjaan.
Bahkan, ketika kinerja Euro menunjukkan sinyal positif setelah resesi yang lama tahun lalu dan peningkatan kepercayaan ekonomi terjadi, belum ada perbaikan terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan.
Angka pengangguran di Uni Eropa stagnan sebesar 12,1% pada April dan hampir seperempat masyarakat dengan usia produktif belum memiliki pekerjaan.
“Tantangan terbesar masih berkutat di ketersediaan lapangan pekerjaan. Untuk deflasi, saya memperkirakan itu bukan ancaman yang perlu ditakuti,”imbuhnya.
Sebelumnya, European Central Bank (ECB) secara mengejutkan memangkas suku bunga acuan pada November tahun lalu guna mencegah inflasi yang melambat setelah pertumbuhan indeks harga mencapai titik terendah.