Bisnis.com JAKARTA- Sejak bocornya reaktor nuklir pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima pada 2011, Jepang dan Jerman adalah negara yang menjanjikan akan mematikan fasilitas reaktor nuklir mereka.
Namun, kondisi sekarang tampaknya berbeda. Menteri Perdagangan Jepang Toshimitsu Motegi justru menyetujui rencana Tokyo Electric Power Co. (Tepco) untuk memulihkan reaktor nuklir Kashiwazaki Kariwa di prefektur Niigata.
Langkah itu bertujuan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, meski rencana tersebut mendapat perlawanan dari gubernur setempat.
Sekedar informasi, Tepco adalah perusahaan Jepang yang mayoritas sahamnya dikuasai oleh pemerintah Jepang, setelah perusahaan tersebut dinyatakan bailout.
Tepco berencana untuk memulai program pemulihan PLTN Kashiwazaki pada awal 2013, tapi dengan adanya rencana baru ini perusahaan itu akan memulai pemulihan dua reaktor pada Juli 2014.
Kawasan PLTN Kashiwazaki diharapkan akan memiliki 7 reaktor nuklir yang akan aktif mulai 2016, sehingga menjadi stasiun PLTN terbesar di dunia.
Namun bencana Fukushima hampir membuat pemerintah Jepang menghentikan seluruh reaktor yang mereka miliki, sehingga pemulihan Kashiwazaki akan menggunakan standar baru yang lebih ketat.
Sementara itu, keputusan PM Jepang soal pemulihan kembali reaktor Kashiwazaki dijadikan komoditas politik untuk pemilihan kepala daerah Kota Tokyo Februari mendatang.
Kebanyakan kandidat tidak sepakat dengan keputusan Toshimitsu, salah satunya mantan Perdana Menteri Jepang Morihiro Hosokawa yang mendapat dukungan dari Junichiro Koizumi.