Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rem Spekulasi, Dubai Keluarkan Aturan Baru Properti

Dubai berencana mengeluarkan aturan baru untuk mengendalikan spekulasi penjualan properti sebelum pengembang melakukan pembangunan setelah harga rumah tahun lalu naik lebih dari 30%.
Maket Blue Water Dubai/Bisnis
Maket Blue Water Dubai/Bisnis

Bisnis.com, DUBAI—Dubai berencana mengeluarkan aturan baru untuk mengendalikan spekulasi penjualan properti sebelum pengembang melakukan pembangunan setelah harga rumah tahun lalu naik lebih dari 30%.

Otoritas real estat berencana untuk menyelesaikan review  rencana transaksi pada kuartal pertama yang mungkin akan disosialisasikan dalam bentuk peraturan baru pada kuartal kedua atau ketiga 2014. Harga rumah tahun ini akan naik 35% hingga 40%.

“Transaksi properti yang tidak dilakukan dengan sebuah perencanaan  akan sedikit berbahaya,” ujar Direktur Jenderal Departemen Tanah Sultan Bin Mejren dalam sebuah wawancara, Senin (6/1). Pihaknya sedang mempelajari dan mencari cara agar kebijakan yang dikeluarkan tidak mengecewakan pasar.

Sektor properti merupakan salah satu penggerak ekonomi Dubai, oleh karena itu regulator dan swasta berusaha untuk menghindari terulangnya gelembung real estat yang meledak pada 2008 dan menyebabkan harga jatuh sebanyak 65%.

Rencana pembelian dan penjualan properti dengan niat mendapatkan keuntungan cepat dikenal sebagai flipping, yang dipandang sebagai penyebab utama keadaan itu.

Departemen pertanahan juga berencana membuat peraturan guna membatasi kenaikan sewa properti ketika terjadi pergantian penyewa. Dubai saat ini tidak memiliki kontrol atas kenaikan harga untuk penyewa baru.

“Kami sedang mempelajari hukun perumahan dan komersial properti, dan masing-masing memiliki pedoman sendiri,” ujar Mejren.

Pekan lalu Departemen Pertanahan mengatakan akan memperbaharui indeks harga sewa, yang ditentukan berdasarkan batas atas kenaikkan pada jenis dan lokasi properti. Rencana perubahan datang setelah Dubai berada di puncak ledakan baru sektor real estat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper