Bisnis.com, BOJONEGORO - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa batal meresmikan "Cyber Extension" (Cybex) di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, pada hari ini, Senin (6/1/2014) karena harus mengikuti rapat kabinet membahas kenaikan harga elpiji.
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari membenarkan batalnya Hatta Rajasa meresmikan "Cybex" yang dipusatkan di Desa Duwel, Kecamatan Kedungadem.
"Semalam Bupati Bojonegoro Suyoto sudah menyampaikan batalnya kehadiran Menko Perekomian Hatta Rajasa meresmikan Cybex di Desa Duwel, Kecamatan Kedungadem," katanya seperti dikutip Antara, Senin (6/1/2014).
Secara terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Pemkab Bojonegoro Kusnanda Tjatur membenarkan pembatalsan tersebut.
"Betul Menko Perekonomian Hatta Rajasa batal ke Bojonegoro," ujarnya.
Sebagaimana disampaikan Suyoto, batalnya Hatta Rajasa yang dijadwalkan meresmikan Cybex yang akan menunjang pengembangan potensi pangan di daerah setempat diperoleh jajaran pemkab, Minggu (5/1/2014) pukul 17.00 WIB.
Alasan yang diperoleh pemkab yaitu Hatta Rajasa batal ke Bojonegoro karena harus mengikuti sidang kabinet yang membahas kenaikan harga elpiji.
Ketika itu tim pemkab sudah datang ke Solo, Jateng, untuk menjemput Hatta Rajasa yang melakukan kunjungan kerja di daerah setempat.
Meski demikian, menurut Djupari, peresmian Cybex tetap berjalan termasuk panen raya bawang merah di Desa Duwel.
"Peresmian program Cybex tetap berjalan termasuk panen bawang merah dengan dihadiri Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto dan Direktur PT Telkom Arief Yahya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Duwel Moch. Nurhasyim menjelaskan tanaman bawang merah di daerahnya dengan luas sekitar 200 hektare sudah panen sekitar 10% sejak sepekan lalu.
"Harga bawang merah di tingkat petani berkisar Rp12.000-Rp13.000/kilogram. Kami perkirakan pendapatan petani bisa mencapai Rp800 juta," jelasnya.
Dia mengatakan Desa Duwel, Kecamatan Kedungadem, berpenduduk sekitar 680 kepala keluarga (KK) (1.600 jiwa), di antaranya sekitar 90 persen adalah petani bawang merah.
"Petani menanam bawang merah sebanyak dua kali dalam setahun," ucapnya.