Bisnis.com, NEW YORK—Nilai tukar dolar Amerika Serikat melesat ke rekor tertingginya dalam 5 tahun terakhir, sebagai pertanda pertumbuhan ekonomi AS kian menguat dan kemungkinan pengurangan stimulus (tapering) Federal Reserve akan dipercepat pekan depan.
Dolar AS (greenbcak) menguat pada 12 Desember setelah penjuala ritel naik ke level tertinggi sejak Juni. Selain itu, salah satu pejabat the Fed mengatakan kemungkinan tapering dipercepat kian membesar bersamaan dengan menguatnya pasar tenaga kerja.
Nilai tukar won Korea juga mengalami rally terbesar dalam 5 hari selama 8 pekan terakhir, setelah para eksportir merepatriasi pendapatan luar negeri mereka. Di lain pihak, dolar Australia anjlok akibat kebijakan moneter Reserve Bank of Australia.
Dolar menguat 0,3% menjadi 103,21 yen pekan ini di New York, dan menyentuh 103,92, atau rekor tertinggi sejak Oktober 2008. Euro mengalami rally 0,3% menjadi US$1,3742, menandakan apresiasi untuk pekan ke-5 berturut-turut. Sementara itu, yen Jepang terus terjun bebas 0,6% menjadi 141,87 per euro.
“Apresiasi dolar kemungkinan disebabkan oleh pertumbuhan AS, yang melambungkan nilai imbal lebih dari estimasi,” jelas Geoffrey Yu, Analis Nilai Tukar Senior UBS AG di London, Sabtu (14/12/2013).
Dia berpendapat tema besar masih berkutat seputar tapering. Dolar, lanjutnya, masih akan terus menguat terhadap yen. “Saya tahu itu adalah pandangan konsensus, tapi segala risiko masih terbuka,” ujarnya.
Indeks dolar AS Bloomberg, yang memantau greenback terhadap 10 mata uang utama lainnya, sedikit terkoreksi pada level 1.016,79. Indeks tersebut telah menguat 3,1% sepanjang tahun ini.