Bisnis.com, SURABAYA – Lulusan perguruan tinggi dinilai perlu memiliki sertifikat kompetensi sesuai bidangnya sebagai senjata menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (Bappeko) Agus Sonhaji mengatakan mahasiswa saat ini harus sadar diri bahwa tingkat persaingan di dunia usaha tidak hanya sebatas di Surabaya atau seluruh Indonesia, melainkan se-Asean.
Untuk itu, sumber daya manusia perlu digenjot agar Indonesia tidak hanya menjadi target pasar negara lain.
“Kalau sebelum lulus mereka sudah mengantongi sertifikat kompetensi, saya pikir ini akan menjadi peluang bagi mahasiwa,” katanya dalam seminar Menuju Komunitas Ekonomi Asean 2015 - Memanfaatkan Peluang Merebut Pasar Asean, di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Surabaya hari ini, Kamis (12/12/2013).
Dia mengatakan lembaga pendidikan tidak harus membuat lembaga sertifikasi, tetapi universitas bisa bekerjasama dengan lembaga kompetensi yang sudah ada untuk mendukung kepastian sumber daya manusia handal dan dipercaya.
“Potensi ini juga harus didukung oleh kampusnya,” imbuh Agus.
Iwan Suyudhie Amri , Direktur Kerjasama Ekonomi Asean Kementerian Luar Negeri, mengatakan sumber daya manusia merupakan tantangan yang paling utama dalam menghadapi pasar bebas. Menurutnya, Indonesia sudah memiliki potensi besar seperti sumber daya alam dan target pasar yang besar.
“China dan India memiliki pasar yang besar karena jumlah penduduknya, tapi mereka tidak pernah puas untuk mencari pasar lain. Kalau Surabaya dan semua kota atau provinsi lain melakukan langkah serupa [mencari pasar luar negeri], tidak ada alasan untuk takut menghadapi pasar bebas,” ujarnya.