Bisnis.com, JAKARTA--Partai Gerindra dianggap beberapa kali melakukan manuver politik dalam berkampanye di media sosial dengan "menumpang" ketenaran kader PDI Perjuangan Joko Widodo guna mendongkrak popularitas partai tersebut, berdasarkan hasil penelitian Lembaga Kajian Media Sosial Katapedia.
"Katpedia meneliti isi perbincangan Gerindra di media sosial, selalu ada konten dari Tim Gerindra yang membawa topik dengan mengaitkan dengan Jokowi," kata Direktur Eksekutif Katapedia Deddy Rachman pada pemaparan hasil penelitiannya di Jakarta, Senin (2/12/2013)
Dari penelitian Katapedia, Gerindra menempati partai paling populer dengan persentase 19,67% dan meraih perbincangan sebanyak 7935 kali pada kurun 1 November hingga 1 Desember 2012.
Konten perbincangan Gerindra yang dianggap "menggunakan" ketenaran Jokowi adalah, di antaranya, saat wacana kontrak politik Prabowo dan Megawati Soekarnoputri kembali diperbincangkan di media massa dan berdampak juga di media sosial. Pada wacana kontrak politik tersebut, dimana isi kontraknya diduga menyatakan bahwa PDI Perjuangan akan mendukung pencapresan Prabowo Subianto, pengguna media sosial menganggap langkah pemuatan isu itu merupakan upaya penjegalan Jokowi untuk tidak maju menjadi bakal calon Presiden dari PDI-P.
"Selain itu, ada juga konten perbincangan 'sasaran tembak' yang isinya menyuarakan mengenai idelanya pasangan Prabowo dan Jokowi," ujarnya.
Perbincangan tentang Gerindra yang digencarkan oleh akun resmi partai dan akun pendorong (buzzer) partai juga, ujar Deddy, banyak juga mendiskusikan bahwa Jokowi belum pantas memimpin negara karena masih perlu dipertimbangkan kinerjanya di DKI Jakarta.
Selain itu, kata Deddy, terdapat juga sentimen-sentimen dalam perbincangan tentang Gerindra mengenai posisi Prabowo yang sudah didukung penuh partai untuk maju menjadi bakal Calon Presiden.
Sedangkan, Jokowi masih "terhambat" dengan keputusan PDI-P untuk memilih bakal calon Presidennya.
Selain itu, terdapat juga, kata Deddy, perbincangan tentang partai Gerindra yang membahas mengenai tanggapan bahwa 'blusukan' Jokowi adalah kampanye gratis dengan dana negara.
Namun, selain sentimen negatif, terdapat juga perbincangan mengenai sentimen positif Jokowi seperti popularitas Gubernur DKI Jakarta itu yang terus naik signifikan di beberapa survei terakhir.
"Gerindra ingin meningkatkan pesona Prabowo dan menggunakan Jokowi, sebagai sasaran tembak," kata Deddy.
Secara lengkap hasil dari penelitian Katapedia tentang popularitas partai di media sosial dari 1 November hingga 1 Desember 2013 adalah, posisi pertama Gerindra (19,67%), Nasdem (13,68%), PKS (12,97%), PDI Perjuangan (12,12%), Golkar (11,45%), Hanura (10,17%), PPP (9,84%) dan Demokrat (9,65%).
Kemudian PKPI dan PKB menempati dua posisi terendah dengan masing-masing 91 perbincangan dan 95 perbincangan. Untuk PBB dan PAN, Katapedia tidak dapat melakukan penelusuran karena kesulitan penjaringan berdasarkan nama kedua partai tersebut yang sangat identik dengan istilah-istilah lain.
"Ini karena kesulitan filternya saja," kata Deddy. (Antara)
Gerindra Angkat Popularitas dengan 'Numpang' Ketenaran Jokowi
Partai Gerindra dianggap beberapa kali melakukan manuver politik dalam berkampanye di media sosial dengan menumpang ketenaran kader PDI Perjuangan Joko Widodo guna mendongkrak popularitas partai tersebut, berdasarkan hasil penelitian Lembaga Kajian Media Sosial Katapedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium