Bisnis.com, MAKASSAR – Sektor pertanian Sulawesi Selatan pada triwulan III/2013 tumbuh 10,75% (quartal to quartal) dipicu oleh pergeseran musim panen raya tanaman palawija.
Berdasarkan data BPS Sulsel, panen raya biasanya terjadi pada triwulan kedua setiap tahun, tetapi kali ini terjadi pada triwulan ketiga.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan III/2013 mencapai 5,19% (q-to-q).
“Laju pertumbuhan tersebut dipacu oleh kinerja positif keseluruhan sektor ekonomi,” ungkap Kepala BPS Sulsel Nursam Salam.
Pertumbuhan secara kuartalan kali ini, katanya, lebih cepat dari pada periode 3 bulan kedua yang naik 4,87% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Di belakang sektor pertanian, pertumbuhan kedua tertinggi adalah sektor konstruksi 5,83%, sektor jasa-jasa (4,81%), pertambangan dan penggalian (3,88%), dan keuangan, real estat dan jasa perusahaan (3,81%).
Sementara itu, sektor industri pengolahan tumbuh paling lambat hanya mencapai 1,06% (q-to-q).
“Kondisi ini didorong melambatnya hampir semua subsektor industri pengolahan setelah beroperasi optimal untuk memenuhi permintaan pada Ramadan dan hari Raya Idul Fitri 1434 H,” ujarnya.
Namun, jika dihitung secara kumulatif Januari—September 2013, sektor pertanian berada paling bawah dengan hanya tumbuh 1,48% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sektor yang naik tertinggi dalam 9 bulan pertama 2013 adalah keuangan, real estat dan jasa perusahaan sebesar 15,49%, diikuti sektor konstruksi (13,56%), dan sektor industri pengolana (10,75%).
Agregat pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Sulsel pada triwulan III/2013 lebih dari separuhnya berasal dari empat sektor besar yakni pertanian, jasa-jasa, perdagangan dan industri pengolahan.
Dari keempat sektor ini, yang andilnya mengalami pergeseran positif dibandingkan dengan triwulan sebelumnya adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa. Adapun sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel, restoran sumbangannya bergeser negatif.
Selain itu, masih ada empat sektor lain yang mengalami pergeseran negatif yaitu pertambangan-penggalian, listrik-gas-air bersih, angkutan-komunikasi, dan keuangan-real estat-jasa perusahaan.