Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

November, Inflasi di Riau Turun

Bank Indonesia Provinsi Riau memperkirakan tekanan inflasi di Provinsi Riau pada November 2013 akan menurun di kisaran 0,03%0,2% (month to month/mtm).

Bisnis.com, PEKANBARU — Bank Indonesia Provinsi Riau memperkirakan tekanan inflasi di Provinsi Riau pada November 2013 akan menurun di kisaran 0,03%—0,2% (month to month/mtm).

M. Abdul Majid Ikram, Kepala Tim Ekonomi Moneter BI Provinsi Riau dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (6/11/2013) menyatakan dengan demikian, inflasi pada November 2013 diperkirakan berada di kisaran 8,42%—8,6% (year on year/yoy).

“Beberapa hal yang dapat menyebabkan inflasi melambat adalah normalnya permintaan pascahari raya Idul Adha,” ujarnya seperti dikutip, Rabu (6/11/2013).

Bank Indonesia merinci ada dua faktor yang berpotensi membawa inflasi pada batas atas proyeksi. Pertama adalah terbatasnya pasokan pangan akibat gangguan cuaca di daerah sentra produksi.

Kedua, nilai tukar yang belum menguat dan kembali ke posisi yang diharapkan pelaku usaha, sehingga memicu naiknya biaya bahan baku impor.

Sementara itu, dua faktor lainnya yang berpotensi membawa inflasi ke batas bawah proyeksi yakni mulai stabilnya harga beras pascaIdul Adha, serta solusi dini dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang dihasilkan melalui koordinasi dengan berbagai instansi terkait.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat laju inflasi di Kota Pekanbaru pada Oktober 2013 sebesar 0,8%, sementara Kota Dumai sebesar 1,17%.

Kepala BPS Provinsi Riau Mawardi Arsyad mengatakan inflasi lebih banyak disebabkan oleh kenaikan harga bahan makanan, terutama cabai merah.

Menurut Abdul, kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan akibat gagal panen di daerah sentra produksi cabai merah, antara lain di daerah Solok Selatan (Sumbar) dan Sumut.

Adapun komoditas lainnya yang turut menyumbang inflasi ialah komoditas beras yang mengalami inflasi sebesar 1,69% (mtm).

Di sisi lain, sejumlah bahan pangan pokok lain diketahui harganya turun, yakni bawang merah dan daging ayam ras yang tercatat mengalami deflasi masing-masing sebesar 36,64% (mtm) dan 40,27% (mtm).

Bank Indonesia mencatat dengan terjadinya kenaikan inflasi pada Kota Dumai dan Pekanbaru, maka inflasi Provinsi Riau (gabungan dua kota) tercatat naik dari 0,25% (mtm) pada bulan September menjadi 0,86% (mtm) pada Oktober.

“Secara tahunan, inflasi yang terjadi di Provinsi Riau mencapai 8,46% (yoy) atau merupakan yang tertinggi sejak 4 tahun terakhir,” ujar Abdul. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper