Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Istana Tanggapi Positif Kebijakan the Fed

Istana menilai positif kebijakan bank sentral AS, the Federal Reserve untuk mempertahankan kebijakan moneter quantitative easing (QE) dalam beberapa bulan ke depan.

Bisnis.com, JAKARTA -- Istana menilai positif kebijakan bank sentral AS, the Federal Reserve untuk mempertahankan kebijakan moneter quantitative easing (QE) dalam beberapa bulan ke depan.

Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah menilai penangguhan rencana pengurangan stimulus (tapering off) QE - sebagaimana yang sudah menjadi isu bergulir selama ini, dapat membawa dampak positif.

Keputusan the Fed tersebut, ujarnya, dapat menciptakan kondisi berkurangnya resiko gejolak pasar dunia.

"Paling tidak, capital outflow tidak akan terjadi. Kita juga dapat berekspektasi capital inflow masih ada. Memberikan nafas untuk emerging market," ujarnya, Kamis (31/10/2013).

Menurut Firman, kalaupun hari ini sempat terjadi gejolak di pasar keuangan dan pasar saham, maka sifatnya sementara dan lebih merupakan konsolidasi.

Dia optimistis dalam jangka lebih panjang, pasar akan stabil.

Dari sisi pemerintah, ujarnya, stabilitas pasar yang merupakan dampak dari keberlangsungan QE juga memberikan tambahan waktu bagi para pengambil kebijakan di pasar-pasar negara berkembang (emerging market) untuk mengimplementasikan kebijakan respon.

"Di Indonesia, kebijakan struktural terus dilakukan. Seperti dua paket kebijakan ekonomi [paket kebijakan Agustus dan paket kebijakan Oktober] dan 17 paket regulasi untuk menstimulus dunia usaha," jelasnya.

Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) semalam di AS memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneter quantitative easing hingga bebebrapa bulan ke depan.

Sebagaimana yang dilansir Bisnis, sebelum rapat FOMC, kondisi pasar valas dan saham bergejolak.

Namun setelah the Fed memberi keputusan pun, pergerakan dolar masih cenderung menguat terhadap mata uang negara-negara Asia, termasuk Indonesia.

Adapun indeks harga saham gabungan (IHSG) semakin tertekan.  (ra)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper