Bisnis.com, PEKANBARU—Kota Pekanbaru siap mengembangkan diri menjadi kawasan perkotaan metropolitan layaknya Pudong, sebuah distrik di Kota Shanghai, China.
Walikota Pekanbaru Firdaus MT mengatakan Pekanbaru sudah memenuhi beberapa syarat yang diperlukan sebagai kawasan perkotaan metropolitan.
“Salah satu contoh indikatornya adalah penduduknya minimal 1 juta jiwa. Penduduk di Kota Pekanbaru saja sudah 1 juta jiwa, meski yang tercatat baru sekitar 958.000 jiwa,” ujarnya, Rabu (30/10/2013).
Dia mengatakan jumlah penduduk yang sudah berdomisili di Pekanbaru tetapi belum mencatatkan diri diperkirakan hampir 100.000 jiwa. Jika ditambah dengan warga Kabupaten Kampar, Siak, dan Pelalawan yang bekerja di Pekanbaru, pada siang hari jumlah penduduk di Pekanbaru bisa mencapai 1,2—1,3 juta jiwa.
Firdaus mengakui bahwa Kota Pekanbaru tidak bisa berkembang sendiri. Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama dari kabupaten yang berdekatan untuk bersama-sama mengembangkan kawasan.
“Secara administrasi, kami sudah membentuk kerja sama kawasan. Kami sudah mengadakan MoU dengan Kampar, Siak, dan Pelalawan untuk bersama-sama bersinergi membangun kawasan, ke depan kami tidak akan permasalahkan lagi soal border,” ujarnya.
Selanjutnya indikator lainnya adalah pertumbuhan penduduk di Pekanbaru terbilang tinggi. Dalam 5 tahun terakhir, pertumbuhan penduduknya mencapai 4,5% per tahun.
Pekanbaru terus mempersiapkan empat infrastruktur utama yang dibutuhkan oleh sebuah kota metropolitan yaitu jalan, listrik, air, dan telekomunikasi. Khusus untuk jalan, pemko berencana membangun jalan lingkar luar Kota Pekanbaru.
Sementara itu dari sisi kesiapan transportasi massal, Pekanbaru kini sudah memiliki bus Trans Metro Pekanbaru yang mirip pengelolaannya dengan TransJakarta. Bus ini tidak hanya melayani dalam kota, tapi juga menjangkau hingga kabupaten.
“Sekarang kami punya 70 bus Trans Metro, kami akan tambah sehingga nanti mencukupi jadi antara 100—125 unit pada 2014,” ujarnya.
Firdaus mengatakan sebuah tim sedang mempersiapkan kebutuhan administrasi untuk menyusun proposal dan mengajukan surat ke Kementerian Dalam Negeri dan instansi terkait lain untuk memohon peningkatan status Kota Pekanbaru, dari kota besar menjadi kota metropolitan.
Pada saat yang bersamaan, pihaknya juga merevisi tata ruang yang diharapkan bisa final pada akhir tahun ini. Sebelumnya, dalam tata ruang yang lama, tidak ada konsep pembangunan kota yang tegas, sehingga Pekanbaru hanya tumbuh sesuai dengan selera pasar.
“Sehingga seperti yang kita bisa lihat sama-sama sekarang, Pekanbaru menjelma jadi kota dengan julukan kota seribu ruko. Nah ke depannya nanti tidak seperti itu,” ujarnya.
Saat ini, pertumbuhan Kota Pekanbaru baru 30% dari luas wilayah administrasinya yang mencapai 632,26 km2. Dalam rencana tata ruang yang baru, pemko melakukan penataan sehingga akan terjadi pemerataan pembangunan di seluruh wilayah.
Firdaus menambahkan dirinya memang mencontoh perkembangan Pudong, sebuah distrik di Kota Shanghai, China, sebagai referensi untuk mengembangkan Kota Pekanbaru menjadi kota metropolitan.
“Kalau ditanya kiblatnya ke mana, mungkin ada beberapa kota, termasuk Pudong yang akan menjadi Shanghai baru di China. Tapi mungkin skalanya nggak sama, Pekanbaru mungkin seperti mini Pudong karena sungai yang melintasi Shanghai, hampir sama dengan kontur morfologi sungai di sini,” jelasnya.