Bisnis.com, YOGYAKARTA--Kenangan kampus biru Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta meninggalkan cerita yang tidak terlupakan bagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bersama teman kuliah di Fakultas Kehutanan.
Bangku kuliah menjadi ajang transisi seorang anak remaja menuju dewasa yang ditumbuhi ideologi sesuai dengan jurusan masing-masing. Kebetulan Jokowi di jurusan Teknologi Kayu Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 sangat dekat dengan rimba raya setelah tergabung Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Silvagama di Fakultasnya.
Jokowi mengaku sebagai aktivis berat ketika berstatus sebagai mahasiswa 1980 - 1985 menggeluti organisasi Mapala. Bersama teman sejawat dia bercerita ketika mendaki Gunung Kerinci Sumatera Barat dan menunjukkan kelincahannya karena pertama kali sampai di puncak dari 16 anggota rombongan. "Semua muncak [sampai puncak, saya nomor satu paling cepet, ngebut gitu aja, badan gede malah kalah," katanya disela reuni emas 50 Fakultas Kehutanan di gedung rektorat UGM, Sabtu (26/10/2013).
Infrastruktur dan transportasi waktu itu sangat jauh dari kondisi sekarang. Mahasiswa dengan uang pas-pasan hanya mampu beli tiket bus menuju Sumatera Barat dan menghabiskan waktu di jalanan dua hari seperti orang transmigrasi.
Dari Yogyakarta menuju Jakarta, ganti bus menyusuri lintas Sumatera dan akhirnya sampai Padang memakan waktu dua hari . Di Padang, rombongan menginap untuk mandi dan istirahat, dilanjutkan ke pos Kersik Tuo sebelum mendaki gunung Kerinci. "Sudah seperti transmigrasi, dua hari ngak mandi," ujar Jokowi.
Tiga foto kenangan ketika di puncak Kerinci masih nempel di sekretariat Silvagama. Jokowi tersenyum melihat wajah culun dan badan kurus, bahkan lebih kurus dari sekarang memegang bendera Mapala Silvagama Yogyakarta. Dalam foto hitam putih itu Jokowi mengenakan kaos, berkalung teropong, leher berbalut sarung dan berpenutup kepala. "Aku kuru banget," celetuknya ketika melihat foto 30 tahun lalu.
Untuk saat ini, Jokowi memang paling populer diantara teman-teman lulusan Fakultas Kehutanan. Bahkan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang hadir dalam rangka dialog dengan tema Hutan Untuk Kemakmuran Rakyat, secara terang-terangan mendorong Jokowi bertarung dalam calon presiden pemilu 2014.
"Mudah-mudahan kita doakan 2014 giliran dari Gajah Mada biar hutan kita lebih bagus lagi, syukur wakilnya juga yang tepat. Kalau besok ada yang marah " terang Zulkifli Hasan yang merupakan ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN).
Namun lagi-lagi Jokowi enggan menanggapi tentang pencapresan yang mengelu-elukan pihaknya menjadi orang nomor satu di Indonesia. Setiap ditanya mengenai hal itu, Jokowi menjawab saat ini hanya fokus mengurus Jakarta yang semakin penuh dengan masalah.
"Pokoknya saya nggak ngomentari urusan capres mencapres, saya ngurusi DKI saja, persoalnnya banyak sekarang ini. Saya urusan bekerja untuk Jakarta sekarang ini, nggak ngurus survai survei."