Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan segera menggugat kedutaan besar AS terkait laporan bahwa mata-mata negara itu telah menyadap jutaan hubungan telepon warga Prancis.
"Saya segera mengajukan gugatan kepada duta besar AS," ujar Menlu Laurent Fabius kepada wartawan sebagaimana dikutip situs berita thelocal.fr. Pernyataan itu disampaikan Fabius sesampainya di Paris untuk mengikuti sebuah pertemuan antar menteri luar negeri.
Dalam sebuah edisi online pada Senin (21/10/2013), Le Monde mengklaim bahwa para agen dari Lembaga Keamanan Nasional AS (NSA) telah menyadap 70,3 juta hubungan telepon di Prancis selama periode 10 Desember 2012 hingga 8 Januari 2013.
Menurut koran itu, NSA menggunakan berbagai metode untuk melacak dan mengumpulkan hubungan telepon. Lembaga itu secara otomatis memilih hubungan telepon tertentu yang akan disadap yang kemudian direkam.
Sistem yang sama juga memilih dan mencatat pesan tertulis berdasarkan kata kunci tertentu yang muncul. NSA secara otomatis merekam catatan komunikasi sebelumnya dari masing-masing target melalui sebuah program yang dikenal dengan sandi "US-985D."
Secara rata-rata NSA menyadap tiga juta hubungan telepon setiap hari selama satu bulan dan pada suatu waktu naik hingga 7 juta.
Namun pihak pejabat kedutaan AS tidak bersedia berkomentar kepada media Prancis tersebut terkait kasus itu dan ketika The Local mencoba menghubungi pihak kedutaan AS, juga tidak ada pejabat yang bersedia memberikan keterangan.