Bisnis.com, PEKANBARU—Jumlah investor pasar modal di Provinsi Riau per September 2013 sudah mencapai 4.725 dengan total transaksi sekitar Rp1,6 triliun.
Emon Sulaeman, Kepala Kantor Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Riau mengatakan pertumbuhan investor di provinsi itu masih cukup bagus.
“Jumlah itu adalah data yang kami terima dari broker-broker yang ada di Pekanbaru, sedikit berbeda dengan data KSEI,” ujarnya ketika ditemui di sela-sela acara ‘Sosialisasi fasilitas AKSes KSEI’ di Pekanbaru, Rabu (9/10/2013).
Emon mengatakan saat ini ada delapan perusahaan efek yang telah memiliki kantor cabang di Pekanbaru. Mereka adalah BNI Securities, Indo Premier Securities, PT RHB OSK Securities Indonesia, Valbury, Bumiputera Capital Indonesia (BCI), Reliance Securities, Trimegah, dan Panin Sekuritas.
Sejak kehadiran PIPM dari Bursa Efek Indonesia (BEI) di Riau pada 2003, saat itu jumlah investor baru 97. Bursa selalu berupaya meningkatkan jumlah investor melalui sejumlah program sosialisasi, mulai dari edukasi melalui sekolah pasar modal, investor gathering, hingga membuka galeri BEI di kampus-kampus.
Meski jumlah investor naik, namun total transaksi sebenarnya turun. Pada 2012, jumlah investor 4.427, bertambah menjadi 4.725 pada 2013.
Namun, total transaksi turun dari Rp1,9 triliun tahun lalu, jadi Rp1,6 triliun tahun ini. Menurut Emon, hal ini terjadi karena dipengaruhi banyak hal, terutama kondisi pasar yang sedang tidak bagus.
“Saat indeks cenderung datar, investor yang trading jadi ngga begitu nyaman. Investor banyak wait and see. Apalagi nilai tukar rupiah melemah. Di sini [Riau] ada karakteristik investornya sendiri,” ujarnya.
Sementara itu menurut PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Provinsi Riau memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Di Riau terdapat 671 kantor bank dengan total dana masyarakat yang berhasil dihimpun pada akhir 2011 sebesar Rp44,88 triliun.
Dana itu terdiri dari giro Rp10,61 triliun, deposito Rp11,9 triliun, dan tabungan Rp22,37 triliun. Namun sayangnya, bagi masyarakat di provinsi ini investasi di pasar modal nampaknya belum menjadi pilihan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistisk (BPS), dari sensus penduduk 2010 jumlah penduduk di provinsi ini mencapai 5,5 juta jiwa. Sedangkan, jumlah investor pasar modalnya baru 3.640 dengan total nilai investasi kurang lebih sebesar Rp772 miliar.
Zylvia Thirda, Kepala Unit Komunikasi Perusahaan KSEI mengatakan memang terdapat perbedaan data jumlah investor, antara KSEI dan PIPM. Menurutnya, versi KSEI adalah yang menggunakan data KTP dari investor.