Bisnis.com, NUSA DUA—Sejumlah CEO dari Asia Pasifik berencana meningkatkan investasi di kawasan Asia Pasifik seiring dengan meningkatnya tren urbanisasi, bertambahnya warga kelas menengah dan kebutuhan infrastruktur yang tinggi.
Berdasarkan riset dari salah satu perusahaan jasa akuntan terbesar di dunia PricewaterhouseCoopers (PwC) Internatonal Ltd., dari 500 pengusaha yang disurvei, sebanyak 70% berencana menaikkan investasinya di kawasan Asia Pasifik.
PwC menyebutkan sebanyak 42% dari 500 pengusaha tersebut, optimistis pertumbuhan pendapatan usaha pada tahun depan, naik 36% dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara dalam jangka panjang, pertumbuhan 3-5 tahun mendatang, hampir setara dengan kinerja 2012.
“Kendati kepercayaan diri belum hilang dari kawasan Asia Pasifik, perekonomian APEC justru tengah menghadapi adanya ketidakpastian perlambatan ekonomi, setelah sebelumnya hanya negara maju saja,” ujar Dennis Nally, Direktur PwC, Sabtu (5/10/2013).
Dalam survei tersebut, para eksekutif juga memilih beberapa anggota ekonomi APEC yang dinilai akan memiliki peluang bisnis diatas ekspektasi. Negara-negara tersebut a.l Indonesia, Myanmar, China, Filipina dan Vietnam.
Pilihan tersebut disebabkan empat faktor utama yakni, meningkatnya warga kelas menengah, ketersediaan sumber daya alam, meningkatnya transparansi, penguatan infrastruktur dan stabilitas politik.
Riset PwC juga menemukan hampir 90% CEO Asia Pasifik dalam merencanakan strategi bisnis banyak dipengaruhi oleh pasar warga kelas menengah. Sementara, setengah dari CEO tersebut akan fokus dalam produk baru, pelayanan dan perluasan distribusi.
Dennis menilai pertemuan APEC akan semakin positif terhadap investasi di kawasan Asia Pasifik apabila dapat menghasilan terobosan dalam mengatasi problematika investasi misalnya, regulasi, legal barrier, dan percepatan proses perdagangan.