Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KPK Terima 5.655 Aduan dari Jatim

Bisnis.com, SURABAYA--Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima 5.655 aduan dari Jawa Timur sejak 2004 sampai 2012.Penasihat KPK Suwarsono menguraikan pada 2004 ada 217 pengaduan, selanjutnya pada 2005 ada 792 laporan dan terus meningkat hingga pada

Bisnis.com, SURABAYA--Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima 5.655 aduan dari Jawa Timur sejak 2004 sampai 2012.

Penasihat KPK Suwarsono menguraikan pada 2004 ada 217 pengaduan, selanjutnya pada 2005 ada 792 laporan dan terus meningkat hingga pada 2012 ada 633 aduan.

Total aduan dari 2004 sampai tahun kemarin 5.655 buah.

"Jatim bukan yang terbanyak, yang terbanyak DKI Jakarta. Provinsi ini nomor dua. Pengaduan itu akan divalidasi, diperiksa dan tentu ada yang ditindaklanjuti atau tidak," jelasnya di sela-sela koordinasi pencegahan korupsi di Jatim, Rabu (2/10/2013).

Dia menguraikan aduan yang masuk ke KPK mayoritas terkait dugaan adanya korupsi. Namun, dari laporan yang masuk itu hanya sedikit yang menyertakan bukti-bukti lengkap.

Aduan tentang dugaan korupsi, sambungnya, pertanda perhatian masyarakat atas kasus ini baik. Meski demikian kualitas dari aduan harus terus ditingkatkan.

Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan menguraikan pencegahan korupsi bisa dilakukan sebelum kegiatan berjalan. Saat pengadaan barang misalnya, pengawasan sejak proses lelang bisa menekan penyimpangan.

"50% korupsi dari pengadaan barang dan jasa. Jadi sebelum kontrak BPKP diminta mendampingi, itu jauh lebih bagus," jelasnya soal peran lembaganya mencegah adanya korupsi di pemerintahan.

Dia menguraikan lembaganya kini memang lebih banyak menekankan aksi pencegahan atas tindak korupsi. Selain proses pengadaan, sektor yang menghasilkan pendapatan dan terkait pangan kini diawasi lebih ketat.  (ra)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper