Bisnis.com, MAKASSAR - Harga konsumen di Kota Makassar mengalami deflasi 0,1% (month to month) pada September yang didorong turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Data Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan menunjukkan terjadi perubahan indeks dari Agustus 144,43 turun menjadi 144,29 pada September.
Dari 7 kelompok pengeluaran yang dijadikan dasar penghitungan indeks harga konsumen (IHK), dua kelompok turun dan sisanya naik.
Untuk jenis komoditas yang memberikan sumbangan deflasi cukup besar antara lain bawang merah (-0,3348%), cabe rawit (-0,1895%), tomat sayur (-0,0735%), dan pepaya besar (0,0408%).
Sementara itu komoditas penyumbang inflasi antara lain emas perhiasan (0,1773%), tempe (0,0782%), dan daging ayam ras (0,0449%).
"Beberapa komoditas memang mengalami kenaikan, tetapi karena bukan komoditas yang paling banyak dikonsumsi warga Makassar, maka ini hanya mengerem deflasi," kata Kepala BPS Sulsel Nursam Salam, Selasa (1/10/2013).
Untuk Sulsel sendiri mengalami deflasi lebih besar yakni 0,18%, atau penurunan indeks dari 145,77 pada Agustus menjadi 145,50. IHK Sulsel diambil dari 4 kota, dengan 3 kota deflasi yakni Makassar, Parepare (-1,12%), dan Palopo (-0,81%), sedangkan Watampone inflasi 0,37%.
Dari 9 kota di Pulau Sulawesi, deflasi terbesar terjadi di Kota Gorontalo -3,43% (m-to-m) dan inflasi hanya terjadi di Kota Watampone. Selama Januari-September, inflasi terbesar dipegang Kota Kendari sebesar 7,21% dan terendah di Gorontalo 2,3%.