Bisnis.com, DUBAI - Serangan maut oleh kelompok militan Somalia di Ibu Kota Kenya pekan ini menjadi pengingat akan ancaman dari negara Afrika Timur yang masih menjadi basis serangan para bajak laut di jalur-jalur inti pelayaran itu.
Bentrok melawan kelompok Islamis Al-Shabaab dari Somalia di pusat perbelanjaan Westgate, Nairobi selama 4 hari terakhir telah menewaskan setidaknya 67 warga sipil dan satuan pengaman, sebelum militer berhasil menghentikan perseteruan tersebut.
Para bajak laut Somalia sebenarnya telah ditekan oleh awak militer, tapi masih belum ada bukti bahwa personel mereka telah benar-benar musnah dari negara yang diklaim paling miskin kedua di dunia oleh Central Intelligence Agency (CIA) itu.
“Kami tengah berada dalam situasi berbahaya. Ketika tidak terjadi serangan, warga merasa tenang karena dibutuhkan banyak biaya untuk mengamankan kapal. Namun, sekali lengah, Anda akan mengembalikan kekuasaan para bajak laut,” ujar Philip Holihead, Kepala Kebijakan Anti-pembajakan di Organisasi Maritim Internasional, Kamis (26/9/2013).
Berdasarkan laporan terbaru Oceans Beyond Piracy, serangan di perairan Afrika yang menjadi jalur pelayaran vital bagi kapal yang melewati Terusan Suez dan Cape of Good Hope memuncak pada 2011 sebelum merosot 70% tahun lalu.
Pada 2012, Oceans Beyond Piracys mencatat adanya serangan bajak laut sebanyak 62 kali, termasuk 20 pembajakan yang sukses. Tahun ini, serangan bajak laut Somalia merosot menjadi hanya 2 kali, sebagai dampak dari penggenjotan belanja keamanan dan patroli laut senilai US$3 miliar.
Sekitar 20% dari perdagangan dunia melalui jalur laut melewati teluk Aden yang terletak di antara Yaman dan Somalia, baik dari maupun ke Suez. Itu merupakan rute yang paling singkat antara Samudera Atlantik dan Hindia.
Pada kongres Melawan Pembajakan Maritim (Countering Maritime Pircay) di Dubai bulan ini, Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamoud mengatakan akar masalah pembajakan masih belum dibereskan karena tingginya angka kemiskinan dan instabilitas yang memupuk ekstrimisme.
Mohamoud menyampaikan hal tersebut sebelum terjadinya serangan di mall Nairobi. Saat itu, dia juga mengatakan investasi yang nilainya sama dengan hanya secuil biaya pembajakan akan dapat membantu membuat perubahan besar.
Serangan bajak laut Somalia mulai menyeruak pada 2005, ditandai oleh pembajakan kelas kakap terhadap kapal Maersk Alabama milik A.P. Moeller-Maersk A/S, yang merupakan kapal kargo Amerika Serikat pertama yang dibajak dalam 200 tahun terakhir.
Sejumlah pembajakan sukses terjadi pada 2010, dengan 44 tebusan yang dibayar senilai total US$238 juta.
Menurut Kepala Gugus Tugas Pembajakan di Asosiasi Pemilik Kapal Eropa Fritz Hansen, komunitas internasional merespons insiden tersebut dengan menggenjot kekuatan Angkatan Laut sehingga mereka dapat mencegat dan menghancurkan senjata para bajak laut bahkan pada jarak yang hampir mendekati pantai.
Serangan Mal Kenya, Apakah Bajak Laut Somalia Beraksi Lagi?
Bisnis.com, DUBAI - Serangan maut oleh kelompok militan Somalia di Ibu Kota Kenya pekan ini menjadi pengingat akan ancaman dari negara Afrika Timur yang masih menjadi basis serangan para bajak laut di jalur-jalur inti pelayaran itu. Bentrok melawan kelompok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Wike Dita Herlinda
Editor : Sepudin Zuhri
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu