Bisnis.com, MAKASSAR - Musyawarah daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sulawesi Selatan ke-13 tahun ini benar-benar panas dan alot. Baku pukul terjadi beberapa kali dalam Musda lanjutan di Hotel Sahid, Makassar, Minggu (15/6/2013) hingga Senin dini hari.
Setelah Minggu siang sebelum acara dibuka terjadi kericuhan antara pendukung A. Iwan Darmawan Aras (AIA) dengan aparat kepolisian, pada malam harinya terjadi baku pukul lagi hingga pelemparan botol kepada pimpinan sidang.
Tak kurang lima kali bentrok terjadi dalam Musda di Hotel Sahid. Ini merupakan lanjutan Musda awal Juli lalu yang diselenggarakan di Hotel Grand Clarion dan menemui jalan buntu.
Saling dorong dan kejar-kejaran mewarnai musyawarah pengusaha muda ini. Setidaknya 145 aparat kepolisian disiagakan mengamankan jalannya acara sejak pagi. Aparat Brimob juga hadir dengan senjata lengkap.
Acara perebutan kekuasaan ketua Hipmi Sulsel ini mirip kampanye politik. Selain membawa rombongan pendukung sendiri, mereka juga saling meneriakkan dukungan dengan suara lantang. Puluhan pria berbadan kekar tampak ikut berjaga-jaga.
BPP Hipmi terpaksa mengambil alih jalannya sidang Musda kali ini, meski mendapat protes keras. Pengambilalihan tersebut menyusul tidak tercapainya kesepakatan antar kedua calon Amirullah Abbas (AA) dan AIA.
Pendukung AIA memprotes pengambilaihan ini karena menganggap Musda ini bukan level Munas. "Anda BPP Hipmi tak punya hak mengawal jalannya sidang sesuai aturan organisasi" teriak pendukung kubu Iwan Aras.
Agenda Musda di Hotel Sahid ini adalah memilih ketua baru. Persaingan dua kubu untuk menempatkan jagoannya di tampuk kekuasaan ketua Hipmi Sulsel telah panas sejak awal Musda pada Juli lalu.
Pada acara di Hotel Clarion sempat terjadi insiden peserta membawa badik atau senjata tajam khas Sulawesi ke dalam arena Musda. Kala itu mantan Wakapolri Komjen Nanan Soekarna, yang kebetulan lewat sehabis menghadiri acara lain, merebut badik dan menyerahkan pelaku ke petugas polisi untuk ditangani.