Bisnis.com, JAKARTA - Menyambut datangnya Idul Adha, perancang mode busana muslim Itang Yunasz sudah memasarkan busana untuk Ibadah Haji yang nyaman dipakai dan tidak mudah kusut.
“Saya tidak merancang busana Lebaran Haji untuk target di dalam negeri, tapi target kita busana untuk di luar negeri bagi orang-orang yang pergi haji,” kata Itang kepada Kabar24.com melalui telepon, Selasa (10/9/2013).
Rancangan busana untuk haji, katanya, berbeda dengan busana Idul Fitri, karena busananya dipakai untuk beribadah. Perbedaannya terletak pada warnanya. Busana haji kebanyakan warna putih, krem atau hitam.
Busana haji rancangan Itang itu kebanyakan bentuk abaya, kaftan,dan two pieces yang berupa perbaduan tunik dan celana panjang.
Sedangkan bahan yang digunakannya dipilih bahan yang mudah perawatannya dan tidak mudah kusut.
Meski suhu di Timur Tengah panas, katanya, tapi tidak mengeluarkan keringat. Bahan dobi dan polyester merupakan bahan yang digunakannya. Harganya juga relatif terjangkau. Dia tidak menggunakan bahan katun, karena mudah kusut.
Sementara itu, busana pada hari puncak Idul Adha atau waktu melempar jumrah di Mina dirancang berbeda dengan busana lainnya, karena kegiatan ibadah pada hari puncak Haji (Idul Adha) tersebut lama duduk di padang Arafah. Begitu juga busana yang dipakai waktu melempar jumrah di Mina yang kegiatannya banyak berjalan untuk melempar 3 jumrah. Busana untuk di dua kegiatan tersebut, katanya, dirancang busana yang lebih leluasa.
Harga busana muslim ready to wear merek Kamilaa itu berkisar Rp175.000-Rp300.000. Busana siap pakai itu terdapat di beberapa tokonya di pasar grosir regional Tanah Abang dan agen di berbagai kota di Indonesia. Permintaan busana muslim itu, kata Itang, banyak datang dari Kalimantan dan Sulawesi Selatan.