Bisnis.com, PEKANBARU—Dua perusahaan migas, PT Chevron Pacific Indonesia dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) sharing ilmu soal industri migas di depan para mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau.
Chevron dan Energi Mega Persada berbagi informasi dalam perkuliahan umum yang diadakan oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Suska Riau, bertempat di aula Islamic Center, Senin (9/9/2013).
Dari pihak Chevron hadir Mering Ngo, Community Engagement Advisor, sedangkan dari pihak Energi Mega Persada hadir Yogi Gautama, Manager Development & Engineer.
Selain Chevron dan Energi Mega Persada, dalam perkuliahan umum itu juga hadir pihak dari Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas wilayah Sumbagut (Sumatra bagian utara).
Kuliah umum tersebut rutin digelar oleh UIN Suska Riau dengan mendatangkan praktisi dari berbagai perusahaan di Provinsi Riau. Hal ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan para mahasiswanya.
“Provinsi Riau merupakan penghasil minyak terbesar di Indonesia,” ujar Agung P. Budiono, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Senin (9/9/2013).
Menurutnya, kehadiran SKK Migas dan dua KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) yaitu Chevron dan Energi Mega Persada dalam kuliah umum ini, merupakan bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan di Provinsi Riau.
Haryanto Syafri, Kepala Urusan Humas SKK Migas Sumbagut menjelaskan bahwa bisnis migas adalah bisnis unik yang membutuhkan modal tinggi, teknologi tinggi, keterampilan tinggi, serta memiliki risiko bisnis yang tinggi.
“Oleh sebab itu, SKK Migas memberikan kesempatan yang sama kepada para investor dalam hal ini para KKKS baik nasional maupun asing, untuk mengelola minyak dan gas Indonesia,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Mering Ngo berbagi informasi tentang program-program pengembangan masyarakat atau Community Development yang dimiliki Chevron.
Menurutnya, program pengembangan masyarakat Chevron dikelompokkan dalam tiga fokus utama. Pertama, akses terhadap kebutuhan dasar manusia, seperti kesehatan, nutrisi, air bersih, sanitasi, pertanian, maupun bantuan untuk korban bencana.
Selanjutnya fokus kedua adalah pendidikan dan pelatihan. Terakhir, program pemberdayaan ekonomi kecil atau menengah. (ra)
