Bisnis.com, JAKARTA - Swiss kembali mengamankan posisi terpuncak sebagai negara dengan daya kompetisi paling tinggi di dunia tahun ini, mengalahkan sederet ekonomi raksasa seperti Amerika Serikat, China, Jerman, dan Jepang.
Peringkat daya kompetisi global 2013-2014 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF), Rabu (4/9/2013) juga menunjukkan Indonesia berada di klasemen menengah. Meskipun tidak menembus 30 besar, RI mencetak kenaikan peringkat tertinggi dari tahun lalu dibandingkan negara G-20 lain.
Laporan itu dirilis per tahun oleh para pemimpin bisnis dan politisi yang tergabung dalam WEF. Data di dalamnya dikumpulkan berdasarkan 12 standar pengukuran daya kompetisi yang disepakati, untuk memantau prospek produktivitas dan kemakmuran, serta pilar makro ekonomi suatu negara.
Swiss menduduki posisi pertama dengan skor 5,67. Ini adalah tahun kelima negara itu menduduki level terpuncak. Bertahan di posisi kedua dan ketiga dari tahun lalu berturut-turut adalah Singapura dan Finlandia dengan nilai masing-masing 5,61 dan 5,54.
Korporasi Swiss, seperti Nestle dan Novartis, dinilai memberi kontribusi besar dalam hal inovasi dan efisiensi pasar tenaga kerja. Tidak hanya itu, WEF melihat institusi publik di negara tersebut sangat transparan dan efisien, serta diiringi oleh perekonomian yang stabil.
Jerman dan AS masing-masing naik 2 peringkat dari tahun lalu ke posisi 4 dan 5. Nilai masing-masing dari kedua negara itu adalah 5,51 dan 5,48. Meskipun memiliki skor yang sama dengan AS, Swedia hanya bertengger di posisi ke-6 karena turun 2 tingkat dari periode sebelumnya.
Menurut WEF, kenaikan peringkat AS tahun ini terdorong berkat kemajuan pasar keuangan dan institusi publik negara itu, kendati stabilitas ekonomi di sana masih dipertanyakan. Untuk Jerman, WEF menilai kualitas infrastruktur dan kemutakhiran bisnis raksasa Eropa itu layak diberi penghargaan.
“Setelah merosot selama 4 tahun berturut-turut, AS membalik tren itu tahun ini. Seiring dengan ekonomi yang bergerak di jalur yang benar, proses deleveraging di sektor perbankan terus membuahkan dampak positif terhadap kestabilan dan efisiensi pasar keuangan AS,” papar WEF dalam laporannya.
Dari Asia Timur, Jepang naik 1 tingkat tahun ini ke posisi 9 dengan skor 5,40, sedangkan China bertahan di level 29 dari tahun lalu dengan nilai 4,84. Padahal, Hong Kong dan Taiwan masing-masing mengunci posisi ke-7 dan 12.