Bisnis.com, JAKARTA - Setelah Kepala Staf TNI-AD Jenderal TNI Moeldoko melalui uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di DPR disetujui semua fraksi menjadi Panglima TNI, tentu akan ada gerbong yang mesti diisi menggantikannya sebagai orang nomor satu di TNI-AD.
"Dari hasil uji kelayakan dan kepatutan, pada 21 Agustus 2013, Komisi I memberikan persetujuan pengangkatan Jenderal TNI Moeldoko sebagai Panglima TNI secara musyawarah mufakat," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin.
Selanjutnya, DPR pada Selasa (27/8) menyetujui Kasad Jenderal TNI Moeldoko menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana TNI Agus Suhartono yang segera memasuki masa pensiun.
Pada mutasi dan rotasi jabatan Panglima TNI maupun Kepala Staf TNI-AD (Kasad) pada 2013, yang memang waktunya berdekatan, tampaknya TNI-AD lah yang sedang menjadi "bintang".
Sejak era reformasi, memang jabatan Panglima TNI dirancang secara bergiliran antara ketiga matra di dalam TNI, yakni AD, AU dan AL, dan pada 2013 inilah, di saat bersamaan terjadi pergiliran Panglima TNI dijabat dari TNI-AD.
Ada fenomena yang cukup menarik dari pergiliran kepemimpinan Panglima TNI dan Kasad, karena menyangkut dua sosok jenderal di matra darat.
Yang menarik, sebenarnya Letjen TNI Budiman --yang saat ini masih menjabat Sekjen Kementerian Pertahanan--sebelum pada Kamis (29/8) ini diketahui telah ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Kasad--melalui penjelasan Mensesneg Sudi Silalahi, sebenarnya adalah sosok yang awal Januari 2013 sudah santer disebut bakal menjadi orang pertama di TNI-AD.
"Kasad baru Letjen Budiman, Sekjen Kemenhan," kata Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi kepada wartawan disela-sela Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kamis (29/8//2013).
Dalam perjalanan karirnya, Moeldoko yang saat itu Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional kemudian yang menggantikan Letjen TNI Budiman yang kemudian menjabat sebagai Sekjen Kementerian Pertahanan.
Kemudian, Moeldoko yang menjadi Kasad terlebih dahulu, dan ketika Presiden mengusulkannya menjadi Panglima TNI, kini Budiman yang diberi tugas memimpin TNI-AD.
Letjen Budiman merupakan lulusan terbaik Akabri 1978, lebih senior dari Jenderal Moeldoko yang lulusan 1981.
Pertimbangan Presiden Dalam laman http://www.merdeka.com/politik/panglima-tni-letjen-budiman-jadi-kasad-karena-pertimbangan-sby.html (29/8), Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyebut terpilihnya Letjen Budiman sebagai Kasad karena ada beberapa pertimbangan yang dilakukan presiden.
Selain soal pengalamannya, Budiman dianggap tahu soal program regenerasi di lingkungan TNI.
"Itu bapak presiden ada pertimbangan siapa yang akan diangkat, baik dari sisi regenerasi ke depan, dan sebagainya," kata Agus di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Menurut dia, pemilihan Budiman itu dilakukan agar program jangka pendek yang sudah dipersiapkan bisa segera dilakukan, sehingga, pengganti berikutnya dengan masa jabatan panjang bisa melanjutkan seluruh program yang sudah berjalan.
"Jadi bisa saja kan bapak presiden mempertimbangkan proses regenerasi untuk tahun depan diperlukan kebijakan ini waktu yang pendek dulu, baru mungkin berikutnya memiliki waktu yang panjang, bisa saja seperti itu," ujarnya.
Lulusan terbaik Dalam berbagai catatan yang dihimpun, Budiman, pria kelahiran Jakarta pada 25 September 1956 dan merupakan alumnus Akabri 1978 dan menjadi lulusan terbaik penerima anugerah Adimakayasa.
Suami dari Wanti Mirzanti dan bapak tiga anak itu mengawali dan merintis karirnya di Korps Zeni TNI AD pada 1 Desember 1978, sejak Komandan Batalyon hingga berlanjut menjabat Pangdam IV Diponegoro, Sekretaris Militer Presiden SBY, Komandan Kodiklat, hingga dilantik sebagai Wakasad pada Maret 2011, sampai jabatan terakhirnya adalah Sekjen Kemenhan.
Merintis karir di korps zeni, sosok yang dikenal sebagai jenderal yang santun dan cerdas itu juga belasan kali mendapatkan penugasan di dalam maupun luar negeri.
Dia pernah mengemban beberapa jabatan penting dan strategis, diantaranya Komandan Batalyon Zeni Tempur-10 Kostrad pada 1995, Pangdam III Siliwangi pada 2003, Perwira Staf Ahli Tk III Bidang Polkamnas Panglima TNI 2008, dan ia juga pernah diangkat sebagai Pangdam IV/Diponegoro setelah menjabat Sekretaris Militer Kepresidenan pada 2008.
Sedangkan penugasan luar negeri di antaranya ke Australia (1978), Amerika Serikat (1987 dan 1990), Papua Nugini (1991/1992), Somalia (1994), Denmark (1996), Malaysia (1996/1997), Singapura (1997/2002), Thailand, Brunei Darussalam, Philipina dan Amerika (1999), RRC (2001), serta ke negara-negara Asia Eropa dan Afrika pada 2008/2009.
Beberapa kali dia juga mendapatkan tanda jasa kehormatan, diantaranya Satya Lencana Kesetiaan VIII, XVI, XXIV tahun, Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Dwija Sistha, Satya Lencana Santi Darma, Satya Lencana UNOSOM, Bintang Adhi Makayasa, Bintang Kep Nararya, Bintang Kep Pratama, dan Bintang Yudha Dharma Nararya.
Dengan segudang penugasan dan pengalaman tugas yang cukup lengkap, Budiman yang dijadwalkan akan dilantik menjadi Kasad pada Jumat (30/8), masa depan TNI-AD akan ditentukan arahnya. (Antara)