Bisnis.com, SEMARANG - Jawa Tengah menyaring sistem pendidikan kejuruan ganda yang diselenggarakan Jerman sebagai langkah menetapkan standar kompetensi tenaga kerja untuk dunia usaha.
Pasar bebas melalui pemberlakuan masyarakat ekonomi Asean (MEA) 2015 diketahui ikut memacu gerakan standarisasi kompetensi tenaga kerja industri melalui lulusan pendidikan kejuruan.
Ketua Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) Jawa Tengah, Hertoto Basuki mengatakan standar kompetensi industri mampu menjadi pandu kurikulum sekolah menengah kejuruan untuk menciptakan lulusan terstandar industri.
"Output industri saat ini harus bersaing dan diterima pasar internasional sehingga Indonesia perlu menyiapkan standar kompetensi dari hulu ke hilir, dari SMK hingga ke industri yang menampung lulusan," ujarnya disela Seminar Pengembangan Kurikulum Vokasi bersama Dunia Usaha, di Semarang, Selasa (27/8/2013).
Secara keahlian profesi, katanya, tenaga kerja muda kurang siap bersaing menuju MEA 2015 sehingga BKSP bersama Dinas Pendidikan Jateng mengupayakan fokus standar kompeten pada sektor yang berpotensi saing di pasar bebas Asean mendatang seperti agrobisnis, teknik, arsitektur dan logistik meliputi akuntansi , administrasi dan pembukuan.
"Begitu pasar bebas Asean mulai, kita tidak bisa nolak orang asing masuk kecuali kalau ada lembaga sertifikasi lewat badan sertifikasi standarisasi nasional," ujarnya.
Staf IHK Konstanz Jerman, Thilo Pahl berbagi pengalaman penyelenggaraan sistem kejuruan ganda pada pendidikan menengah sehingga 100% lulusan tertampung di industri sesuai keahliannya.
"IHK merupakan lembaga seperti Kadin dengan 35% kinerja fokus pada program sistem kejuruan, anggota 300.000 perusahaan dan 30.000 pemagang di perusahaan," katanya.
Kepala Pendidikan Kejuruan Ekspor IHK, Steffen Bayer mengatakan sistem kejuruan ganda menjadi pondasi perekonomian Jerman karena 60% usia produktif mengikuti pendidikan ganda sehingga pengangguran muda sangat rendah.
"Pendidikan kejuruan dan dunia usaha adalah mitra sehingga kompetensi pekerja dan profesi menjadi bekal saat praktik pendidikan," ujarnya.
Kepala Sie Kurikulum Bidang Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Bambang Surpiyono berharap SMK mulai menitikberatkan ketrampilan sektor industri yang merupakan tantangan menghadapi globalisasi dan pasar bebas.
"SMK merupakan salah satu solusi atasi pengangguran dan kemiskinan, harapannya realisasi kebijakan Jateng sebagai provinsi vokasi akan bersinergi dengan SMK yang bersama stakeholder mendukung standarisasi kompetensi industri," ujar dia.
Saat ini, sinergi antara BKSP dengan Dinas Pendidikan Jateng dalam pengelolaan sistem keahlian profesi merupakan yang pertama di lakukan di Indonesia. Koordinasi ini diharapkan memacu tumbuh kembang program bidang keahlian SMK yang terstandar secara industri.