Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang di Tengah Melemahnya Rupiah

Bisnis.com, JAKARTA - Dunia tengah dirundung perlambatan perekonomian sehingga menganggu sektor keuangan setiap negara. Jika tak cermat dan berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan, Indonesia terancam telibas krisis.Nilai rupiah dalam pekan-pekan terakhir

Bisnis.com, JAKARTA - Dunia tengah dirundung perlambatan perekonomian sehingga menganggu sektor keuangan setiap negara. Jika tak cermat dan berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan, Indonesia terancam telibas krisis.

Nilai rupiah dalam pekan-pekan terakhir terus mengalami tekanan. Batas-batas psikologis yang sebelumnya dianggap sebagai indikator rasa aman bagi nilai mata uang kita itu terus terlampaui.

Kondisi ini tak lepas dari resesi yang terjadi di Thailand dan India.  Dampaknya, tidak bisa dihindari, karena sekarang dunia makin terkait, jika satu negara mengalami resesi  satu sakit semua akan kena imbasnya.

Namun, melemahnya nilai rupiah tidak selamanya merugikan seluruh sektor perekonomian.

Beberapa bidang industri dalam negeri bahkan diuntungkan dari merosotnya nilai tukar rupiah, khususnya industri berbahan baku atau berbiaya rupiah, seperti industri kelapa sawit, karet, dan pariwisata.

 Dengan melihat peluang ini Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FSSK) harus segera melakukan langkah mitigasi untuk mengantisipasi anjloknya nilai tukar rupiah lebih dalam lagi. 

Kita berharap, ada skema lebih komprehensif untuk mengatasi gejolak mata uang sehingga perlemahan rupiah kali ini tidak mengarah menjadi krisis moneter dan bahkan krisis ekonomi bahkan bisa survive dan bangkit dengan melihat peluang yang ada.

Meski dirasa agak berat karena kondisi riil Eropa dan Amerika masih belum pulih. Potensi untuk krisis perekonomian pada 1998 lalu harus bisa ditangkal dan dihindari.

Pemerintah dan pengusaha juga harus jeli melihat peluang di balik anjloknya rupiah, misalnya dengan menggenjot ekspor dan diversifikasi tujuan ekspor sehingga ada benefit dari gejolak mata uang kita ini. Di sisi lain, anjloknya nilai rupiah membuat masyarakat melirik produksi dalam negeri.

Sebenarnya rupiah sudah pernah mengalami tekanan lebih serius daripada yang terjadi saat ini. Misalnya, saat terjadi gejolak ekonomi pada 2008, atau yang lebih serius, ketika terjadi krisis moneter pada 1997.

Kita bersyukur dapat melewati masa-masa sulit itu dengan selamat. Kita pun percaya otoritas keuangan dan fiskal kita bisa menangani persoalan merosotnya nilai rupiah kali dengan cara-cara yang keberhasilannya sudah terbukti.

Namun, pemerintah dan seluruh komponen bangsa harus tetap mencermati dan berhati-hati terkait gejala melemahnya nilai rupiah kita kali ini. Apalagi, kita menghadapi momentum politik 2014.

Pengirim:

T. Hardi Sujono
Jl. Tumenggung Jaya No. 19 Bandar Lampung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper