Bisnis.com, JAKARTA - Ketika rupiah terus melemah hampir sebulan ini, bahkan hari ini kembali menyentuh rekor di atas Rp11.000 per dolar AS, seharusnya mengusik 'nasionalisme' kita.
Nilai tukar rupiah kian terpuruk terhadap dolar AS dan tembus ke Rp11.000 pada sesi Rabu siang (21/8/2013).
Berdasarkan data kurs valas Bloomberg, pada pukul 09.29 WIB, rupiah anjlok ke Rp11.015 per dolar AS. Bahkan pada pukul 10.13 WIB, rupiah anjlok ke 11.027 per dolar AS.
Pada pukul 10.22 WIB, rupiah bertengger di level Rp11.000 per dolar AS dan pada pukul 10.27 WIB rupiah melemah ke 11.049 per dolar AS.
Apakah makin melorotnya kurs rupiah ini menjadi pertanda bangsa ini tidak lagi cinta rupiah? Jika demikian halnya, meminjam istilah Bang Haji Rhoma Irama, itu 'Terlalu'.
Ataukah mereka yang berduit ataupun yang punya rupiah pas-pasan lebih senang berburu dolar AS demi keuntungan semata? Itu juga sungguh-sungguh 'Terlalu'.
Seorang petinggi negara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun siang tadi menggelar sesi jumpa pers khusus soal krisis rupiah. Hal itu betapa rupiah perlu menjadi perhatian khusus agar krisis nilai tukar rupiah tidak menggelinding ibarat snow ball yang mengakibatkan krisis ekonomi.
Sudah cukup bangsa ini dibikin menderita karena menderita krisis ekonomi dan krisis multidimensi sebagi buntut dari krisis moneter pada Juli 1997.
Kini, rupiah kembali menjadi primadona pemberitaan media massa dan jadi menu utama pergunjingan di media sosial.
Di jejaring twitter dan facebook, beredar 'polemik' soal 3 cara untuk memperkuat nilai tukar rupiah.
Tiga cara ampuh ini adalah:
Pertama, jangan makan apel, anggur, pir, kiwi, dll yang diimpor. Beli buah-buahan lokal.
Kedua, jangan beli mobil-mobil impor yang cuma buat penampilan, kecuali otomotif untuk kegiatan produktif yang memang belum diproduksi di dalam negeri.
Ketiga, jangan beli pesawat kepresidenan mewah dari luar negeri. Pemerintah harusnya mendorong pesawat produksi PT DI. Namun saat ini pemerintah sudah terlanjur beli dari Boeing, AS.
Namun, kembali pada Bang Haji Rhoma sesungguhnya telah mengingatkan betapa Rupiah kita harus pandai-pandai 'berteman' dan mengerti jati diri rupiah lewat sebuh lirik lagu "Rupiah' yang sempat ngetop di era 1970-an hingga 1980-an.
Rupiah bisa bikin senang, tetapi rupiah bisa membuat susah dan pertumpahan darah.
Mau tahu apa pesan Bang Haji soal rupiah? Kita simak saja liriknya berikut ini:
Tiada orang yang tak suka
Pada yang bernama rupiah
Semua orang mencarinya
Di mana rupiah berada
Walaupun harus nyawa sebagai taruhannya
Banyak orang yang rela cuma karena rupiah
Memang sungguh luar biasa itu pengaruhnya rupiah
Sering karena rupiah
Jadi pertumpahan darah
Sering karena rupiah
Saudara jadi pecah
Memang karena rupiah
Orang menjadi megah
Kalau tidak ada rupiah
Orang menjadi susah
Hidup memang perlu rupiah
Tetapi bukan segalanya
Silakan mencari rupiah
Asal jangan halalkan cara