Bisnis.com, MANILA - Setelah dihantam Topan Utor, Filipina kembali diterpa musibah banjir bandang yang memaksa pemerintah setempat menutup sementara pasar keuangan, kantor-kantor pemerintah, dan sekolah-sekolah.
Sebanyak 3 orang tewas dalam bencana alam tersebut, adapun 3 orang lainnya dinyatakan hilang akibat hujan deras yang menyebabkan banjir di Ibu Kota Manila dan provinsi di sekitarnya.
Banjir yang juga dikenal dengan Badai Tropis Trami—atau Maring—menggenangi bagian timur Provinsi Batanes selama sekitar 6 jam. Badai tersebut membawa kekuatan angin dengan kecepatan 75 km/jam dan hembusan dengan kecepatan 90 km/jam.
Biro Cuaca setempat melaporkan pada Senin siang (19/8) waktu setempat bahwa hujan dengan skala deras hingga intensif dengan kekuatan 25 milimeter per jam turun bersamaan dengan musim hujan di Pulau Luzon.
Bencana tersebut memakan 2 korban jiwa di Provinsi Cavite setelah sebuah tanggul ambruk pada Senin pagi. Sementara itu, sebuah kecelakaan motor di Apayo menelan 1 korban jiwa lain dan menciderai 9 orang lainnya pada Minggu (18/9/2013).
Dua orang pria dinyatakan hilang setelah berusaha menyeberangi sungai di Gunung Province dan Abra. Tidak hanya itu, seorang wanita—salah 1 dari 31 turis yang terjebak di gua Gunung Province pada Minggu—masih tidak diketahui keberadaannya.
Berdasarkan laporan Bloomberg, setidaknya 6 musibah tanah longsor terjadi di Provinsi Abra. Evakuasi korban dilaporkan terjadi di sejumlah provinsi, termasuk Batangas, Cavite, Ilocos, dan Laguna, serta kota Makati dan Marikina. Sejumlah penerbangan domestik juga terpaksa dibatalkan.
Perdagangan Dihentikan
Akibat musibah tersebut, Philippine Stock Exchange (bursa efek Filipina) menghentikan aktivitas perdagangan ekuitas dan aktivitas lain di Securities Clearing Corp.
Deputi Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas Nestor Espenilla menjelaskan aktivitas perdagangan nilai tukar dan sekuritas pemerintah dihentikan. Pasar Filipina terakhir kali ditutup setahun lalu akibat serangan banjir.
Biro Cuaca setempat menurunkan peringatan hujan di Manila menjadi ‘kuning’, atau skala terendah dari 3 warna skala hujan, pada Senin siang. Skala peringatan hujan terakhir kali ditingkatkan menjadi ‘merah’ pada Minggu malam hingga Senin pagi.
Lembaga Bencana melaporkan pintu bendungan Binga dan Ambuklao di Filipina utara sempat dibuka karena air mencapai level kritis. Evakuasi darurat diadakan di Provinsi Ilocos Norte, karena ketinggian banjir telah mencapai 15 kaki (5 meter).
Sementara itu, pusat-pusat perbelanjaan milik SM Prime Holdings Inc. tetap dibuka, untuk menampung para konsumen yang terdampar. Corazon Guidote, Wakil Presiden Senior SM Investment Corp mengatakan pihaknya juga menawarkan jasa parkir inap gratis.
“Kami menyediakan kopi dan biskuit bagi [para korban],” ujar Guidote, sembari menjelaskan bahwa para konsumen juga dapat mengisi ulang baterai telepon seluler mereka.