Bisnis.com, JAKARTA - Kalimantan segera menjadi kawasan industri pangan berskala besar (Food Estate) di Indonesia. Hal ini terlihat dengan mulai masuknya beberapa investor ke wilayah tersebut.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sumardjo Gatot Irianto mengatakan pengembangkan kalimantan sebagai basis food estate nasional terus berjalan, bahkan sudah jauh mengalahkan program MIFE (Merauke Integrated Food and Energy Estate).
"Kalimantan sudah berjalan dengan cukup baik, beberapa investor sudah berinvestasi pangan di kawasan ini. Ini merupakan sinyal bagus, dan akan terus berkembang," Jelasnya Minggu (11/8/2013).
Dipilihnya Kalimantan, lanjut Gatot, sudah sesuai dengan program pemerintah yang tertuang dalam MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia), di mana dalam masterplan tersebut, kawasan Kalimantan memang dijadikan sebagai salah satu sentra produksi pangan.
Beberapa investasi yang sudah berjalan di kawasan tersebut, jelasnya, berasal dari berbagai instansi. Tidak hanya BUMN, beberapa pihak swasta juga sudah menyatakan minatnya dan berinvestasi dengan membuka kawasan pangan.
"Sudah ada beberapa instansi yang menyatakan minatnya, bahkan beberapa sudah merealisasikan minatnya tersebut," katanya.
Gatot mengungkapkan food estate yang telah di kembangkan Kalimantan di antaranya dilakukan oleh PT Nusa Agro Mandiri (NAM) dengan luas lahan 3.000 hektare. Kemudian PT Sinar Solaria dengan luas lahan 200 hektare di Bulungan, Kalimantan Timur, bahkan untuk PT Solaria sudah menambah areal lahannya sebesar 1.000 hektare.
Sementara itu, beberapa BUMN juga sudah merealisasikan investasinya. Seperti PT Sang Hyang Sri (SHS) yang telah mengembangkan food estate di Kalimantan Tengah.
"Prioritas pemerintah adalah kepada BUMN, namun kami juga tidak menutup investor lain untuk ikut berinvestasi," terangnya