Bisnis.com, MEDAN - Impor barang konsumsi di Sumatra Utara sepanjang Januari-Juni 2013 tercatat melonjak 18,96% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$507,35 juta menjadi US$603,53 juta.
Nilai tersebut berkontribusi terhadap total impor sepanjang periode 23,09%.
Badan Pusat Statistik Sumut mencatat impor barang konsumsi pada Juni 2013 mencapai US$108,29 juta turun tipis 4,95% dari bulan sebelumnya yang mencapai US$113,93 juta. Barang konsumsi memiliki kontribusi sebesar 24,60% terhadap total impor Sumut.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut Hajizi mengatakan secara keseluruhan nilai impor melalui Sumut pada Juni 2013 mencapai US$440,29 juta, turun 4,13% dibandingkan dengan bulan sebelumnya US$459,24 juta. Begitu pula jika dibandingkan dengan bulan yang sama 2012, angka impor Juni 2013 turun 23,76% dari US$577,54 juta menjadi US$440,29 juta.
Dia menjelaskan impor menurut golongan penggunaan barang pada Juni 2013 turun dibandingkan bulan sebelumnya pada golongan bahan baku/penolong dan barang konsumsi, masing-masing sebesar US$16,37 juta (6,06%) dan US$5,63 juta (4,95%). Sedangkan untuk barang modal naik US$3,06 juta (4,06%).
Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, terjadi kondisi yang sama yaitu meningkat pada golongan bahan baku/penolong dan barang konsumsi. Sedangkan impor pada barang modal mengalami penurunan.
Impor terbesar untuk periode Januari-Juni 2013 masih berasal dari golongan bahan baku/penolong yang mencapai 60,36%. Pangsa impor barang konsumsi dan barang modal masing-masing 23,09% dan 16,55%.
"Pangsa impor untuk golongan barang konsumsi mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, sebaliknya pangsa impor untuk bahan baku/penolong dan barang modal mengalami penurunan," ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (1/8/2013).
Dia menjelaskan impor menurut golongan penggunaan barang tersebut mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama 2012 pada golongan bahan baku/penolong dan barang modal secara berturut-turut sebesar US$21,79 juta (1,36%) dan US$11,79 juta (2,65%). Sedangkan untuk barang konsumsi mengalami peningkatan sebesar US$96,17 juta (18,96%).