Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah media cetak hari ini, Jumat (26/7/2013) menyoroti isu kerawanan utang swasta akibat tidak melalui mekanisme lindung nilai.
Selain itu, kekhawatiran penurunan investasi dan klaim BI bahwa masa-masa terburuk sudah lewat juga menjadi sorotan di berbagai media cetak hari ini.
15% Utang Swasta Rawan
Dari utang luar negeri swasta sekitar US$132 miliar, sebanyak 15% atau sekitar Rp198 triliun tidak melalui mekanisme lindung nilai. Hal ini bisa mengganggu stabilitas keuangan nasional ketika jatuh tempo bersamaan dengan rupiah terdepresiasi (KOMPAS).
Tarik Investor Masuk Insentif Pajak Ditebar
Tren penurunan investasi ke Indonesia yang terjadi selama dua tahun terakhir mulai meresahkan. Apalagi, tren ini diperkirakan masih akan berlanjut di 2014 (KONTAN).
BI: Masa-masa Terburuk Sudah Lewat
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memastikan masa-masa terburuk berupa puncak permintaan valuta asing dan puncak inflasi sudah terlewati. Jika kondisi membaik, setidaknya pada Oktober mendatang bank sentral bisa menurunkan kembali BI rate ke level di bawah 6,5% (INVESTOR DAILY).
Kredit Lima Bank Tumbuh di Atas Industri
Sebanyak lima emiten perbankan mencatat pertumbuhan penyaluran kredit di atas rata-rata industri pada semester I 2013. Fokus pada segmen tertentu menjadi kunci perbankan mencapai pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri sebesar 21% (INDONESIA FINANCE TODAY).