Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Korea: Negosiasi Gaeseong Buntu lagi

SEOUL—Korea Selatan dan Korea Utara memulai perundingan babak kelima dalam upaya pencarian kesepakatan untuk membuka ulang kawasan industri bersama Gaeseong.

SEOUL—Korea Selatan dan Korea Utara memulai perundingan babak kelima dalam upaya pencarian kesepakatan untuk membuka ulang kawasan industri bersama Gaeseong.

Kementerian Unifikasi Korsel mengungkapkan pembicaraan tersebut dimulai hari ini, Senin (22/7/2013), di kompleks pabrik Gaeseong yang terletak sekitar 10 kilometer di utara zona bebas militer.

Para negosiator masih belum dapat menyepakati sistem yang dapat menghindarkan Korut untuk menutup kawasan tersebut secara sepihak. Pihak Korsel mengatakan kesepakatan masih belum tercapai sejak kedua belah pihak terakhir kali bertemu pada Rabu (17/7/2013).

Korut menarik para pekerja mereka dari pabrik-pabrik Gaeseong pada 8 April sebagai bentuk protes terhadap pengetatan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta tekanan militer Amerika Serikat dan Korsel.

Rezim Kim Jong Un—yang semakin terisolir setelah China bergabung dengan AS dan Korsel dalam mengutuk ambisi nuklir Korut—mulai melunakkan serangan retorikanya sejak awal tahun ini. Sebelumnya Kim sempat mengancam melancarkan serangan nuklir preemtif terhadap Korsel.

Selain berupaya membuka kembali kawasan industri Gaeseong, Korut juga ingin mencapai persetujuan untuk mengizinkan kunjungan wisatawan Korsel ke tempat peristirahatan di Gunung Geumgang dan diadakannya reuni bagi keluarga-keluarga yang tercerai-berai akibat Perang Korea.

Tempat peristirahatan ‘Diamond Mountain’ didirikan oleh kedua Korea pada 1998. Namun, kawasan wisata tersebut ditutup pada 2008 ketika tentara Korut menembak mati seorang turis Korsel yang tengah berjalan di area pantai terlarang.

“Akan sangat sulit untuk memecahkan kebuntuan karena Korut berusaha menggunakan negosiasi Gaeseong sebagai alat untuk mencapai beberapa kepentingan, termasuk melanjutkkan tur Geumgang. Akan tetapi, Korsel tidak akan membiarkan Korut melakukan hal itu,” ujar Kim Yeon Su, profesor Korea National Defense University di Seoul, seperti dikutip Bloomberg.

Menurutnya, sangat penting bagi Korut untuk membangun kepercayaan pada Korsel agar kesepakatan dapat tercapai.

Presiden Korsel Park Geun Hye telah mengatakan pihaknya enggan terlibat dengan Korut sampai negara komunis tersebut menyerahkan senjata nuklir mereka. Korsel berjanji tidak akan berhubungan dengan Korut, kecuali untuk membicarakan proyek ekonomi bersama dan isu-isu kemanusiaan lainnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper