Bisnis. Com, JAKARTA—Lebaran mendatang publik akan mendapat informasi baru terkait kasus korupsi proyek Hambalang.
Pasalnya, menjelang Idul Fitri Badan Pemeriksa Keuangan akan menyerahkan hasil audit tahap II atas proyek pusat olah raga bernilai Rp2,5 tiliun itu.
Anggota BPK Ali Masykur Musa mengungkapkan banyak temuan baru dari hasil audit II Hambalang yang tidak muncul pada audit tahap I.
“Temuan tersebut antara lain kerugian negara pada proyek ini lebih besar dari temuan audit tahap I. Dan, ada nama baru yang muncul,” ujarnya sebagaimana disiarkan Metrotv, Jumat (19/7/2013) malam.
Namun, Ali Masykur belum bersedia menyebutkan jumlah pembengkakan kerugian negara dan siapa nama baru yang ditemukan pada audit II Hambang.
“Tunggulah sampai menjelang Lebaran hasil audit II Hambalang diserahkan kepada DPR . Sekarang kami masih merampungkan pengumpulan dokumen,” paparnya.
Pada audit tahap I, BPK menemukan indikasi kerugian negara Rp 243,66 miliar. Selain itu, dimukan adanya pemalsuan surat pelepasan hak atas tanah atas nama Probosutedjo, adik mantan Presiden Soeharto. Surat itu dipalsukan oleh pihak Badan Pertanahan Nasional. (BPN).
Indikasi adanya temuan baru dalam kasus Hambalang juga diisyaratkan oleh KPK dalam pemeriksaan tersangka mantan Menpora Andi Mallarangeng, kemarin.
Andi, yang diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kempora Deddy Kusdinar dan Direktur Opersi I PT Adhi Karya Teuku Bagus Muhammad Noer, mengemukakan dia konfirmasi oleh penyidik mengenai informasi baru yang diperoleh KPK.
"Saya dimintai konfirmasi dan klarifikasi tentang info terbaru dari yang diterima KPK. Saya jelaskan sebagaimana yang saya ketahui ataupun yang saya tidak ketahui," ujarnya seusai diperiksa selama 4 jam.
SAKSI 'MISTERIUS'
Lantas siapa nama baru calon tersangka Hambalang yang ditemukan dalam audit tahap II BPK? Baik pejabat BPK maupun KPK belum bersedia memberikan keterangan resmi.
Dari hasil audit tahap I, KPK mengembangkan penyidikan kasus Hambalang dengan menetapkan empat tersangka yakni Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar dan Direktur Operasi I PT Adhi Karya Teuku Bagus Muhammad Noer.
Selain itu, Menpora (saat itu) Andi Mallarangeng dan mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR/Ketua Umum Partai Demokrat (saat itu) Anas Urabanigrum.
Bila menengok ke belakang, KPK telah memeriksa saksi-saksi penting baik dari kalangan pemerintahan, parlemen dan swasta,
Dari kalangan pemerintahan telah diperiksa Menkeu (sekarang Gubenur BI) Agus Martowardojo dan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati.
Politisi Senayan yang diperikSa antara lain Wakil Ketua Banggar DPR Olly Dondokambey, anggota DPR Komisi X Ferdiansyah dan Sekretariat Komisi X DPR Agus Salim.
Dari kalangan swasta banyak saksi telah diperiksa KPK. Namun yang paling ‘misterius’ adalah pemeriksaan terhadap Sylvia Sholehah (Bu Pur) dan Widodo Wisnu Sayoko. Keduanya diperiksa KPK Mei lalu sebagai saksi untuk tersangka Andi Mallarangeng.
Siapa Bu Pur? Sejauh ini pihak KPK enggan memberikan rincian identitas wanita ini. Andi sendiri juga tutup mulut ketika disinggung apakah benar Bu Pur teman dekat Ibu Negara Ani Yudhoyono?
Bu Pur disebut-sebut sering muncul pada perhelatan yang digelar oleh Partai Demokrat. Dia diduga berperan mempertemukan sejumlah vendor Hambalang dengan para pemangku kebijakan proyek tersebut. Begitu juga dengan Widodo yang dikabarkan sebagai kerabat Cikeas.
Direktur Direktur Operasi I PT Adhi Karya, yang menjadi pimpinan Kerjasama Operasi (KSO) PT Adhi Karya bersama PT Wijaya Karya dalam proyek Hambalang, Teuku Bagus mengaku selama ini dia telah diperalat oleh mafia proyek Hambalang
"Saya diperalat, Adhi Karya dan kami diperas dan diperalat oleh mafia proyek.” ujarnya usai diperiksa KPK selama 7 jam, kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel