Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertemuan G-20: Korsel Khawatirkan Pengurangan QE

Bisnis.com, JAKARTA— Menteri Keuangan Korea Selatan (Korsel) Hyun Oh Seok mengatakan para pemimpin keuangan dunia agar bekerjasama untuk memastikan pengurangan quantitative easing (QE) Amerika Serikat (AS) agar tidak memperlemah perekonomian negara

Bisnis.com, JAKARTA— Menteri Keuangan Korea Selatan (Korsel) Hyun Oh Seok mengatakan para pemimpin keuangan dunia agar bekerjasama untuk memastikan pengurangan quantitative easing (QE) Amerika Serikat (AS) agar tidak memperlemah perekonomian negara lainnya.

Menurut Hyun, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral di negara-negara Grup 20 (G-20) perlu mengkoordinasikan langkah yang dapat meredam dampak negatif dari pengurangan stimulus moneter oleh the Federal Reserve.

Dia memperingatkan pengurangan QE dapat membuat pertumbuhan ekonomi di negara lainnya melambat jika tidak disikapi dengan hati-hati. Menurutnya, AS sendiri juga perlu khawatir karena permintaan ekspor AS akan tertekan jika itu terjadi.

“Meskipun pengurangan QE belum terjadi, perlu ada koordinasi yang baik untuk menghadapi kapan dan seberapa besar pengurangannya dilakukan,” kata Hyun pada Kamis (18/7/13) waktu setempat di Moskow.

Namun, Deputi Menteri Keuangan Rusia Sergei Storchak pada 16 juli 2013 mengatakan G-20 tidak akan merekomendasikan apapun kepada the Fed terkait QE. “Saya tidak melihat perlunya meminta apa pun dari negara-negara yang melakukan QE,” ujarnya.

Gubernur the Fed Ben S. Bernanke pada 17 Juli 2013 mengisyaratkan AS bisa saja membatasi belanja asetnya. Namun, dia mengatakan di hadapan parlemen bahwa pihaknya juga bisa menambah QE-nya jika diperlukan.

Menurutnya, keputusan the Fed akan QE tergantung dari perkembangan perekonomian dan tingkat pengangguran. Namun, kedua indikator tersebut menunjukkan potensi pengurangan QE lebih besar dari penambahannya.

Tingkat pengangguran di AS pada bulan lalu turun menjadi 7,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni 8,2%, sementara Bank Dunia pada bulan lalu memprediksi pertumbuhan ekonomi AS menguat menjadi 2% untuk tahun ini.

“Pertanyaannya bukan apakah dampaknya besar atau kecil, tapi apakah ini bisa berisiko, sehingga perlu bagi kita untuk membahas upaya apa yang dapat meredam guncangan yang dihasilkan atau bahkan memitigasinya,” jelas Hyun.

Dalam pertemuan kali ini, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G-20 akan membahas bagaimana perekonomian dunia merespon upaya pemulihan di AS, Jepang, dan Eropa. (ltc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper