Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk Agribisnis, APEC Upayakan Tampung Aspirasi Setiap Anggota

Bisnis.com, MEDAN -- Anggota ekonomi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) akan mengupayakan untuk mengakui aspirasi masing-masing anggota terhadap produk agribisnis.Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan mengatakan aspirasi setiap anggota APEC

Bisnis.com, MEDAN -- Anggota ekonomi Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) akan mengupayakan untuk mengakui aspirasi masing-masing anggota terhadap produk agribisnis.

Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan mengatakan aspirasi setiap anggota APEC untuk produk-produk agro akan diupayakan untuk diakui dengan cara membangun 'jalan menuju sukses'.

"APEC di Bali semata tidak akan terdefinisi hanya oleh produk Agro.  Namun, naratif-naratif lain termasuk keadilan dalam sistem perdagangan, konektivitas, dan capacity building akan sangat kental dan dikedepankan," ujarnya kepada Bisnis, Senin (8/7/2013).

Iman Pambagyo, Direktur Jenderal Kerjasama Internasional Kementerian Perdagangan , menjelaskan pada pertemuan anggota kelompok kerjasama ekonomi Asia-Pasifik (Senior Official Meeting 3 and Related Meeting/SOM 3 APEC) di Medan didahului dengan serangkaian pertemuan berbagai fora sejak 22 Juni 2013 yang mencapai 68 pertemuan.

SOM 3 APEC digelar di Medan, Sumatra Utara pada 22 Juni hingga 6 Juli 2013. Kegiatan tersebut dilaksanakan di empat hotel yakni Santika Dyandra, Aryadhuta, JW Marriott dan Grand Aston Medan, Sumatra Utara.

Di bawah keketuaan Indonesia, dengan tema Resilient Asia-Pacific, Engine of Global Growth, SOM 3 APEC membahas perkembangan tiga prioritas APEC pada 2013 yaitu pencapaian Bogor Goals, pertumbuhan berkelanjutan yang adil, dan konektifitas.

Forum SOM 3 APEC tersebut antara lain membahas capaian sejak pertemuan di Surabaya, perkembangan isu-isu di luar perdagangan dan investasi serta  persiapan KTT APEC di Bali pada Oktober 2013. Bahasan pertemuan APEC di Medan diarahkan sejalan dengan kepentingan serta pandangan Indonesia.

"Terkait dengan hal tersebut, salah satu topik yang dibahas adalah upaya pencapaian Bogor Goals yang ikut mendorong pemerataan kesempatan dan pemanfaatan kerjasama APEC," ungkapnya kepada Bisnis.

Menurutnya, terdapat satu elemen yang sedikit dilupakan dari semangat ‘Bogor Goals’. Liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi secara empirik memang mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan taraf hidup, tetapi hal tersebut tidak secara otomatis dapat mengatasi masalah kesenjangan ekonomi.

Dalam kaitan inilah, sambungnya, Indonesia mendorong agar kerjasama APEC ke depan lebih memperhatikan semangat inklusif, adil dan kesamaan kesempatan utamanya bagi UKM, pengusaha muda dan wanita pengusaha, serta memberi kesempatan kepada ekonomi berkembang untuk mengejar ketertinggalannya.

Bila semangat ini bisa dirangkul, APEC akan lebih berdayatahan menghadapi tantangan ekonomi apapun dan menjadi model kerjasama regional yang ideal.

Pada SOM 3 APEC juga dibicarakan langkah dan upaya APEC dalam mendorong penyelesaian perundingan Putaran Doha WTO. Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-9 yang akan berlangsung di Bali pada Desember mendatang amatlah penting untuk diperoleh dorongan politis APEC bagi penyelesaian perundingan Doha, karena APEC mewakili sekitar 45% perdagangan dunia.

Dia menambahkan delegasi Indonesia menegaskan pada pertemuan SOM 3 APEC bahwa sebagai Ketua Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-9, Indonesia akan bekerja sama dengan semua negara anggota WTO. Hal itu agar pertemuan di Bali menyepakati sebuah paket deliverable yang dapat mengembalikan kepercayaan dunia terhadap superioritas sistem perdagangan multilateral di bawah naungan WTO.

Selama 2 hari pertemuan, katanya, para pejabat tinggi APEC juga membahas upaya revitalisasi perdagangan jasa. Dengan semakin berkembangnya konsep value chain, maka kerjasama APEC juga perlu memberikan perhatian khusus disektor jasa.

Dia menilai, semakin jelas bahwa sektor jasa memainkan peran kunci baik sebagai sektor produksi maupun sebagai pelumas atau oli bagi sektor jasa lain dan sektor manufaktur. Pembukaan pasar dan integrasi ekonomi akan menghasilkan capaian yang tidak maksimal bila tidak didukung oleh “pelumas” atau “oli” dari sektor jasa.

"Hal ini tergambar pada sektor manufaktur, yang dalam kegiatannya memerlukan berbagai jenis jasa seperti riset, pembiayaan, asuransi, logistik dan transportasi, pemasaran dan lainnya," paparnya.

Selain mendorong pembahasan berbagai isu tersebut, ucapnya, Indonesia juga memimpin pembahasan konektifitas secara menyeluruh dan mepertimbangkan pengembangan kerangka kerja peningkatan konektifitas Asia Pasifik yang lebih terfokus dan terstruktur dengan tiga pilar utamanya  yaitu konektifitas fisik, konektifitas kelembagaan, dan konektifitas antar penduduk.

Dalam pembahasan mengenai APEC Environmental Goods List (APEC-EG List), para pejabat senior sepakat mempertimbangkan usulan Indonesia untuk mengkaji dan membahas produk-produk yang berkontribusi tidak hanya pada lingkungan dan energi terbarukan tetapi juga pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan.

Menurutnya, Indonesia kini mengupayakan pendekatan yang lebih strategis terhadap APEC EG List, yakni melakukan pendalaman pemahaman dan peningkatan dukungan yang sustainable agar EG List dapat diperkaya dengan produk-produk non-manufaktur yang merupakan produk unggulan negara berkembang.

Indonesia tidak meninggalkan sama sekali aspirasi untuk mempromosikan CPO, karet dan beberapa produk non-manufaktur lainnya sebagai produk lingkungan. Indonesia justru ingin membahasnya secara lebih konseptual dan beberapa ekonomi anggota APEC telah mengindikasikan dukungannya dan akan segera mengkajinya lebih lanjut.

Keberhasilan Indonesia dalam memimpin kerjasama APEC tahun ini, kata dia, tentunya tidak dapat diukur hanya dari upaya memperkaya APEC EG List.

Berbagai isu penting juga dibahas di bawah tiga prioritas kerjasama APEC tahun ini, termasuk di antaranya kerjasama pengembangan UKM, pariwisata, penanganan bencana, financial inclusion, ilmu dan teknologi, pendidikan, kesehatan, keamanan pangan, keamanan energi, perdagangan ilegal tumbuhan dan hewan yang dilindungi, anti-terorisme, pengarus-utamaan Blue Economy, dan kerjasama lainnya yang akan memperkaya upaya perwujudan konsep Asia-Pasifik sebagai sebuah komunitas.

"Hal-hal tersebut selanjutnya akan dimatangkan secara intersessional melalui komunikasi elektronik untuk selanjutnya dibahas pada "Concluding SOM" pada awal Oktober 2013 yang mendahului pertemuan tingkat Menteri dan Pimpinan Ekonomi APEC," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper