Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asap Sebagai Senjata Baru dalam Perang dan Diplomasi Modern

BISNIS.COM, JAKARTA -- Setelah Singapura diserang asap, sekarang giliran Malaysia yang terkena asap kiriman dari Riau. 

BISNIS.COM, JAKARTA -- Setelah Singapura diserang asap, sekarang giliran Malaysia yang terkena asap kiriman dari Riau. 

Segera Pemerintah Malaysia mengumumkan status darurat asap karena capaian indeks standar polutan (PSI) sudah berada pada level mengkhawatirkan yaitu 750 atau sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Tidak seperti Singapura yang terus memojokkan dan menyalahkan Pemerintah Indonesia karena kurang tanggap dalam meredam asap. Pemerintah Malaysia justru disibukkan mengurusi dalam negerinya dengan menginstruksikan penduduk di Muar dan ledang menghentikan aktivitasnya serta tetap tinggal di rumah termasuk meliburkan ratusan sekolah.

Berbeda dengan negara tetangga, Singapura, Malaysia tidak terlalu vokal dalam memrotes terhadap Indonesia atas insiden asap ini.

Dalam hal ini Malaysia bersikap sedikit tidak reaktif dibandingkan dengan Singapura serta bersikap menahan diri. Adapun pertimbangan karena perusahaan perkebunan di Riau adalah milik Malaysia antara lain PT Langgam Inti Habrida, PT Bumi Reksa Nusa Sejati, PT Tunggal Mitra Platation, PT Abdi Platation, PT Jaya Perkasa, PT Udaya Loh Dinawi dan PT Mustika Agro Lestari.

Alasan inilah yang menyebabkan Malaysia lebih menahan diri dan tidak ikut-ikutan latah karena apabila salah bersikap maka akan menjadi senjata makan tuan. Karena perusahaan Malaysia lah sebagai otak dibalik pembakaran lahan. Apabila Malaysia ikutan latah menyalahkan Indonesia, maka Malaysia akan semakin terdesak dan disalahkan kembali.

 Memang secara lugas dapat dikatakan bahwa asap merupakan senjata baru dalam perang dan diplomasi modern. Buktinya Pemerintah Indonesia tidak gentar dengan tekanan dan nota protes dari Singapura yang terus membombardir pernyataan di media massa terkait dengan perang asap.


Marentina S

Jalan Bumi Sawangan Indah No.8A

Depok, Jawa Barat


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper