SEMARANG – DPP Organda Jateng bersiap melakukan penyesuaian tarif angkutan terkait kebijakan penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah, namun besarannya masih menunggu instruksi Pusat dan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub.
Ketua Organda Jateng, Karsidi Budi Anggoro mengatakan masih menunggunya besaran kenaikan tarif tersebut demi menjaga kondusifitas masyarakat Jateng terkait multiplier efek dari naiknya tarif angkutan terhadap sejulah komoditas lain yang berkaitan dengan angkutan.
“Kami tidak mau menyampaikan besaran kenaikannya seberapa, sebelum ada instruksi dari pusat, karena ditakutkan angka yang kami keluarkan justru dimanfaatkan oleh spekulan untuk menaikkan harga lainnnya dengan alasan bahwa tarif angkutan bakal naik sekian,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (17/6/2013).
Menurutnya apabila pihaknya telah mengumumkan rencana kenaikan tarif angkutan, baik untuk angkutan penumpang maupun barang dikuatirkan banyak spekulan yang memanfaatkan hal tersebut, meskipun saat ini baru isu penaikan saja beberapa komoditas sudah mengalami kenaikan harga.
“Kami akan mengumumkan apabila sudah pasti-pasti saja instruksi dari pusat. Kami pun tidak mau minta terlalu tinggi dan juga tidak minta terlalu redah,” tuturnya.
Namun begitu, lanjutnya dengan rencana penaikan sebear Rp2.000/liter untuk premium dan Rp1.000 untuk solar, dipastikan itu bakal menggerus pendapatan bruto per hari yang diperoleh pengusaha angkutan hingga sebesar 35%-45%.
“Menurutnya kenaikannya juga tidak akan jauh dari itu, dan kami hanya bisa menunggu hitung-hitungan dari Organda Pusat,” tuturnya.
Pihaknya bahkan tetap optimistis penaikan harga BBM, hingga menyebabkan peyesuaian tarif tersebut tidak akan mempengaruhi jumlah penumpang, maupun terhadap angkutan barang, karena kenaikan tarifnya tidak akan terlalu signifikan.
“Yang sangat dinanti-nanti masyarakat itu adalah kepastian bahwa BBM itu benar-benar naik atau tidak sehingga tidak akan membuat resah,” tuturnya. (dot)