Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RISET: 3 Perempuan Tangguh Ini Raih Gelar Profesor

BISNIS.COM, JAKARTA--Tiga perempuan tangguh dikukuhkan menjadi profesor riset pada Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

BISNIS.COM, JAKARTA--Tiga perempuan tangguh dikukuhkan menjadi profesor riset pada Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

Mereka adalah Zubaidah Irawati yang menjadi profesor riset di bidang ilmu pangan dan gizi, June Mellawati untuk bidang kimia lingkungan, dan Muhayatun di bidang ilmu-ilmu kimia lainnya. Ketiganya dikukuhkan oleh Majelis Pengukuhan Profesor Riset di Jakarta, Kamis (13/6/2013).

Profesor Zubaidah, kelahiran Pekalongan, 15 Agustus 1950, saat pengukuhan tersebut menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul Iradiasi Pangan untuk Pengawetan dan Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional.

Profesor June kelahiran Surabaya, 25 Juni 1959, orasi ilmiahnya berjudul Pertimbangan Ekologi dalam Studi Tapak PLTN di Indonesia. Adapun Profesor Muhayatun, kelahiran Surabaya, 18 Juli 1964, menyampaikan orasi Teknik Analisis Nuklir dalam Peningkatan Kemampuan Identifikasi Sumber Pencemar Udara di Indonesia.

Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala Batan, mengatakan dengan dikukuhkannya ketiga perempuan tersebut, kini Batan mempunyai sebanyak 50 orang profesor riset.  

“Tapi, dari 50 profesor riset tersebut, yang masih aktif hanya 28 orang dan 4 orang di antaranya adalah perempuan. Sebanyak 22 orang lainnya sudah pensiun,” ujar Djarot saeusai acara pengukuhan.

Prof. Zubaidah menjelaskan penggunaaan iradiasi pangan bisa membantu mengurangi kehilangan komoditas pangan pascapanen. Menurut dia, teknologi radiasi untuk tujuan pengawetan pada pangan, dapat memberikan kontribusi  pada ketahanan pangan nasional.

Aplikasi teknik nuklir dalam bidang nonenergi menggunakan radiasi pengion, katanya, sudah dikenal dan dinikmati masyarakat.

Tantangan utama kegiatan iradiasi pangan di masa depan, lanjutnya, adalah mewujudkan produk pangan iradiasi secara besar-besaran. Indikator keberhasilan hanya dapat dibuktikan melalui peningkatan jumlah permintaan pasar.

"Ketersediaan pangan yang bersih, lezat, dan bergizi, aman dikonsumsi dan terjangkau merupakan dambaan setiap orang untuk menunjang kelangsungan hidupnya."

Dia memaparkan edukasi publik tentang pemanfaatan penting iptek nuklir pada pangan, harus dilakukan secara efektif dan terintegrasi antara ilmuwan dengan para pakar sosiologi, psikologi, dan tokoh masyarakat.

“Mekanisme seperti itu akan mempermudah dan mempercepat pemahaman dan penerimaan publik terhadap pemanfaatan teknologi terebut,” ungkap Zubaidah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmayulis Saleh
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper