BISNIS.COM, JAYAPURA-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diharapkan bisa segera terjun ke lokasi bencana PT.Freeport Indonesia (PTFI) di Timika, guna memantau langsung jalannya evakuasi dan investigasi peristiwa yang sampai sekarang sudah menelan 14 korban jiwa.
"Masyarakat Papua ingin Presiden SBY segera ke lokasi longsornya tambang Freeport," kata Lien Maloali, aktivis Forum Kerja Sama (Foker) Lembaga Swadaya Masyarakat Papua, Selasa (21/5/2013).
Dia mengemukakan idealnya Presiden SBY dapat berkaca pada kejadian serupa di Chili pada beberapa waktu silam, dimana Presiden Chili Miguel Juan Sebastián Piñera Echenique memimpin langsung proses evakuasi longsor tambang di negara tersebut.
"Jadi mengapa Presiden SBY tidak mengambil contoh dari Chili. Freeport telah memberikan banyak penghasilan bagi negara, kenapa evakuasi saja tidak diperhatikan," katanya.
Lien mengemukakan berdasarkan informasi yang didapatkan dari jaringan Foker LSM Papua, peristiwa longsor yang menimpa 39 pekerja PTFI didalam tempat pelatihan tambang bawah tanah itu merupakan tempat atau daerah yang dinyatakan aman. "Big Gossan merupakan tempat latihan yang oleh Freeport dinyatakan sangat aman, tetapi mengapa peristiwa ini bisa terjadi. Apakah didalam tempat latihan itu ada chamber atau kontainer tempat berlindung bagi para pekerja atua tidak? Saya rasa tidak," ujarnya.
Perempuan paruh bayah itu juga berpendapat bahwa Freeport diminta terbuka dan memberikan akses bagi semua pihak yang ingin melakukan investigasi ataupun kepada media/pers yang akan meliput proses evakuasi. "Freeport harus terbuka, berikan akses seluas-luasnya. Atau selalu gelar jumpa pers tentang kekinian perkembangan sejauh mana proses evakuasi berlangsung".
Peristiwa longsor disalah satu tambang pelatih PT Freeport terjadi pada Senin (13/5/2013) malam pekan kemarin, sudah seminggu berjalan. Dan dari 39 pekerja yang terjebak, 17 pekerja ditemukan tewas.
Sedangkan 17 pekerja lainya masih terjebak dalam tambang bawah tanah tersebut dan diperkirakan telah tewas.
"Diperkirakan masih terdapat 17 pekerja yang terkubur dalam reruntuhan," kata Vice President Corporate Communications PT.Frepoort Indonesia, Daisy Primayanti.
Presiden SBY te;ah meminta pihak berwenang segera menyelidiki penyebab longsor. "Kita akan melaksanakan investigasi secara menyeluruh apa penyebabnya," kata Presiden di Kantor Presiden.
"Ke depan tentu menjadi pelajaran sangat berharga bagi semua, upaya menjaga keselamatan dan kesehatan kerja," katanya.
Presiden juga meminta seluruh kementerian melihat kembali seluruh aspek keselamatan industri tambang di Indonesia. Ia menggarisbawahi perlunya pengawasan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). (antara/yus)