BISNIS.COM, LONDON—Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan level emisi karbon nyaris tidak berubah dalam 20 tahun terakhir di tengah minimnya upaya pembatasan polusi dan menguatnya penggunaan batu bara.
IEA pada Rabu (17/4) melaporkan penemuan teknologi sumber energi terbarukan, seperti angin dan surya, dan Protokol Kyoto 1997 yang bertujuan membatasi emisi gas rumah kaca di negara-negara industri tidak berhasil mengurangi level emisi gas karbon.
Upaya pengurangan emisi ini semakin melemah, setelah jumlah investasi energi bersih turun hingga level terendah dalam 4 tahun terakhir karena negara-negara memangkas anggaran untuk keperluan tersebut.
“Upaya pembersihan sistem energi dunia telah terhenti. Meski pemimpin dunia banyak bicara dan ada lonjakan teknolgi energi terbarukan dalam satu dasawarsa terakhir, rata-rata produksi energi saat ini pada dasarnya masih sekotor 20 tahun yang lalu,” kata Direktur Pelaksana IEA Maria van der Hoeven.
IEA menegaskan bahwa dunia memerlukan investasi sebesar US$5 triliun hingga 2020 untuk beralih ke sistem energi yang lebih bersih. IEA menyampaikan laporannya dalam pertemuan Energi Bersih Tingkat Menteri di New Delhi, India.
Para menteri dari 23 negara yang berkontribusi terhadap 80% emisi gas rumah kaca dan 90% terhadap investasi energi bersih menghadiri pertemuan tersebut untuk mengkaji menyusun kebijakan pengurangan emisi. (Bloomberg/if)