BISNIS.COM, TOKYO—Jepang mencatatkan surplus transaksi berjalan pada Februari 2013 karena depresiasi nilai tukar yen dan stimulus moneter berhasil memulihkan prospek perekonomian terbesar ketiga di dunia itu.
Kementerian Keuangan Jepang di Tokyo pada Senin (8/4) melaporkan surplus pertama dalam 4 bulan terakhir sebesar 637,4 miliar yen atau US$6,5 miliar, melampaui estimasi nilai tengah 24 ekonom yang disurvei Bloomberg yakni surplus sebesar 457,5 miliar yen.
Nilai tukar mata uang Jepang kembali jatuh pada Senin (8/4) hingga level terendah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sejak Mei 2009, setelah Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda berjanji akan melipatgandakan jumlah uang beredar di sistem finansial.
Meskipun mata uang yang lebih lemah dapat membantu kinerja eksportir, pemerintah mungkin perlu mencegah ancaman pembengkakan biaya impor dan ketegangan hubungan perdagangan dengan negara lain.
“Yen sepertinya akan terdepresiasi lagi karena pelonggaran yang diberikan BOJ. Jika yen terlalu lemah, mungkin akan ada sejumlah masalah baru,” kata Yuichi Kodama, kepala ekonom Meiji Yasuda Life Insurance Co.
Mata uang Jepang diperdagangkan pada level 98,46 per dollar AS pada pantauan pukul 10.53 pagi pada Senin (8/4) waktu Tokyo setelah sempat menyentuh level terendah sejak Mei 2009 yakni 98,85. (Bloomberg/if)