BISNIS.COM,SAMARINDA—Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara akan membangun dua jembatan sekaligus yang menghubungkan Kota Tenggarong ke Ibu Kota Provinsi Kaltim, Samarinda di Sungai Mahakam.
Hal itu diperkuat setelah, jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) yang runtuh akan dibangun kembali oleh kontraktor pemenang lelang, PT Hutama Karya, dengan nilai proyek lebih murah dari harga yang ditetapkan pemerintah.
"Selain jembatan Kukar yang akan dibangun kembali oleh PT Hutama Karya. Kukar juga akan mendorong pembangunan jembatan di Loa Kulu dengan pembiayaan APBN,” ujar Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, Selasa (2/4).
Menurut Rita, pembangunan dua jembatan ini diharapkan mempermudah jalur transportasi darat ke Tenggarong dan juga daerah pedalaman hulu Mahakam hingga daerah lainnya ke Kabupaten Kutai Barat.
Hutama Karya (Persero) dinyatakan menjadi pemenang lelang fisik pembangunan jembatan Kartanegara yang runtuh November 2011, setelah menawarkan Rp191 miliar untuk membangun jembatan dari nilai Harga Perkiraan Sementara (HPS) pembangunan jembatan, yakni Rp282 miliar.
Hutama Karya (HK) dipilih dari tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya yang mengikuti lelang fisik pembangunan jembatan, yakni PT PP (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi V.
Penawaran PT HK yang di bawah HPS sudah sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) RI No. 54/2010 beserta perubahannya di Perpres No. 70/2010 tentang pengadaan barang dan jasa di bawah 80% HPS. Nantinya, panitia lelang melaksanakan dua hal. Yakni melakukan klarifikasi penawaran harga dan menanyakan kesanggupan terhadap penawaran rendah tersebut.
"Dengan harga ditawarkan PT HK, keuangan daerah Pemkab Kukar lebih hemat dan anggarannya siap untuk membangun sarana lain seperti mendukung pembangunan jembatan Loa Kulu dibiayai APBN untuk transportasi darat antar Kabupaten," ujar Rita.
Meski harga penawaran lebih rendah dari peserta lelang lainnya, Hutama Karya menyatakan siap menjamin kualitas jembatan serta menyatakan kesanggupannya secara hukum sesuai dengan desain dan speksifikasi seperti yang tertuang dalam kontrak.
Desain Jembatan Kukar yang baru rencananya menggunakan model arch bridge, model jembatan dengan tiang berbentuk lengkung. Model ini dipilih karena dinilai akan lebih aman dan mudah pemeliharaannya serta lebih cepat pembangunannya.
Desain model jembatan dengan tiang melengkung ini disetujui Dinas Pekerjaan Umum Nasional. Bentang jembatan baru ini masih sama dengan jembatan lama, 710 meter.
Pembangunan jembatan tersebut diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 2 tahun di lokasi pembangunan Jembatan Kukar yang runtuh. Pembangunan jembatan di lokasi yang lama itu akan dapat menghemat biaya karena tidak perlu dilakukan pembebasan lahan dan tidak lagi bangun pondasi jembatan yang masih kuat serta jalan pendekat dan jalan layang yang sudah tersedia.