Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMILU 2014: Sumber Daya Alam & Minoritas Agama Rawan Jadi Isu Politik

BISNIS.COM, JAKARTA--Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) memprediksikan isu sumber daya alam dan minoritas agama akan menjadi alat politik kelompok tertentu pada tahun ini menjelang Pemilu 2014.

BISNIS.COM, JAKARTA--Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) memprediksikan isu sumber daya alam dan minoritas agama akan menjadi alat politik kelompok tertentu pada tahun ini menjelang Pemilu 2014.

Koordinator Kontras Haris Azhar mengatakan kekerasan dan agenda keadilan akan tetap terabaikan atau berpotensi dipolitisasi oleh sejumlah nama atau pelaku yang dianggap bertanggung jawab atas sejumlah kekerasan.

Termasuk kekerasan yang terkategorikan sebagai pelanggaran HAM berat masa lalu.

Penderitaan masyarakat, katanya, hanya akan menjadi basis argumentasi sejumlah politisi untuk mencari dukungan untuk menuju pencalonan anggota legislatif dan Presiden 2014.

"Kami sangat khawatir bahwa isu kelompok minoritas agama dan eksploitasi sumber daya alam akan terus memburuk karena digunakan sebagai alat konsolidasi oleh kelompok politik tertentu," kata Haris dalam keterangan pers yang dikutip pada Kamis (21/3/2013).

Dia memaparkan masalah sumber daya alam, kebebasan beragama dan berkeyakinan selama ini juga didominasi dengan gambaran warga masyarakat yang sangat mudah kalah oleh kepentingan perusahaan dan kelompok mayoritas.

Menurutnya, negara, lewat aktor keamanan justru melindungi perusahaan-perusahaan dan kelompok yang intoleran.

Oleh karena itu, Kontras mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan agenda reformasi agraria dan memberikan jaminan akses maupun pengakuan hak adat masyarakat atas tanah.

Hal tersebut, sambung Haris, untuk menjamin keberlangsungan hidup masyarakat adat, petani termasuk bagi masyarakat pesisir.

Selain itu, Kontras juga memaparkan bahwa dari semua peristiwa yang menghasilkan penderitaan dan kerugian, tidak ada upaya pemulihan atas hak korban dan masyarakat.

Salah satunya, terkait dengan dugaan kekerasan oleh kepolisian dan TNI.

"Tindakan hukum nyaris nol. Kalaupun ada, upaya tersebut sangat selektif; setelah mendapatkan desakan publik dan media, baru kemudian koreksi dilakukan. Bahkan kadang sangat teaterikal dan manipulatif yang meringankan aktor keamanan pelaku kekerasan," kata Haris.

Catatan lembaga tersebut, selama Januari 2013 aparat kepolisian memegang rekor tertinggi pelaku kekerasan yakni mencapai 96 peristiwa.Kontras mengungkapkan, penembakan menjadi varian utama kekerasan yang dilakukan pihak kepolisian.

Tercatat, 31 peristiwa penembakan yang dilakukan pihak kepolisian, mengakibatkan 19 orang meninggal dunia, dan 24 lainnya mengalami luka.(yop)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anugerah Perkasa
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper