JAKARTA—Sedikitnya 59 negara membutuhkan sebanyak 4.050 orang pekerja bidang perawatan spa dalam beberapa tahun mendatang.
Namun, menurut Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh. Jumhur Hidayat, jumlah itu belum dapat dipenuhi, bahkan oleh daerah yang banyak menyediakan tenaga bidang spa.
“Pekerja spa ini meliputi beberapa bidang, di antaranya asisten terapis, spa terapis yunior, manajer spa, dan penguji, serta konsultan spa,” ujarnya, Jumat (25/1/2013).
Spa (solus per aqua) adalah melakukan perawatan tubuh secara tradisional menggunakan media air dan banyak diminati di beberapa negara hingga pekerjanya digaji sekitar Rp10 juta per bulan, bahkan ada yang sampai dengan Rp40 juta per bulan.
Jumhur menuturkan sampai dengan saat ini, di daerah yang banyak menyediakan tenaga kerja bidang spa, seperti di Bali tidak mampu memenuhi kebutuhan pekerja sebanyak itu, padahal Pulau Dewata memiliki 27 sekolah khusus spa dan lembaga pelatihan spa.
Mayoritas sekolah dan lembaga pelatihan spa yang ada di Bali saat ini pemiliknya adalah orang Bali dan mantan TKI bidang spa yang pernah bekerja di berbagai negara, sehingga mereka membuka usaha di hotel-hotel berbintang dan melayani permintaan pekerja dari luar negeri.
“Booming bisnis spa mendorong pelaku bisnis terus berusaha mengembangkan bidang ini sesuai dengan perkembangan teknologi dan peralatan spa dunia,” ungkapnya.
Saat ini, Jumhur menilai masyarakat modern di berbagai negara mementingkan kebutuhan tampil prima dan bugar, sehingga terapi spa mengisi kebutuhan itu secara manual atau menggunakan alat bantu mekanis yang dilakukan oleh terapis profesional berstandar internasional. (spr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
