JAKARTA: Musibah banjir di DKI Jakarta dipastikan mengganggu semua sektor usaha tak terkecuali hiburan. Seluruh stakeholder diharapkan ikut memikirkan dan beranggung jawab untuk mengatasinya.
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Raja Sapta Oktohari mengatakan biasanya suatu event berisiko dibatalkan bila terjadi suatu bencana seperti banjir.
“Kalau kami mengadakan kegiatan konser lalu tiba-tiba seperti ini [banjir], bisa dilihat sebagai force majeur. Dampaknya memang hanya dari sisi emosional saja, karena pasti sebagian ditanggung asuransi,” kata Raja kepada Bisnis, Jumat (18/1).
Pendiri perusahaan event organizer Mahkota Promotion ini juga mengkritisi selama ini pemerintah cenderung bertindak setelah kejadian. Seharusnya dapat melakukan upaya preventif terlebih dahulu.
Dia tidak menginginkan kerugian banjir pada 2007 yang sebesar Rp5 triliun terulang atau bahkan lebih besar. Jika tidak segera dicari jalan keluarnya akan menjadi masalah yang tidak mudah.
Raja berpendapat sektor logistik dan transportasi merupakan dua hal yang sangat terganggu dalam dunia usaha akibat musibah ini. Semua distribusi barang bisa terlambat atau bahkan ada yang ditunda.
Selanjutnya, banjir juga menyebabkan penurunan produktivitas para karyawan. Terganggunya moda transportasi di Jakarta ini membuat mobilitas karyawan di beberapa perusahaan terganggu. Terlebih, mereka yang tempat tinggalnya terendam banjir.
“Tanggung jawab ini bukan hanya kepada pemerintah provinsi saja. Semua pihak harus ikut memikirkan karena kerugian yang ditimbulkan ini kemungkinan akan bertambah seiring curah hujan tinggi diprediksi masih terjadi hingga akhir bulan,” ujarnya. (arh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
