Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bagi politikus, Sosial media itu media paling ampuh & strategis

JAKARTA-Pendekatan melalui sosial media diangap potensial diterapkan di ranah politik khususnya kampanye dan pemilu. Selain tingkat ketersebaran informasi yang lebih luas, sosial media juga menjadi komunitas baru yang cukup strategis.

JAKARTA-Pendekatan melalui sosial media diangap potensial diterapkan di ranah politik khususnya kampanye dan pemilu. Selain tingkat ketersebaran informasi yang lebih luas, sosial media juga menjadi komunitas baru yang cukup strategis.

 
Direktur PoliticaWave.com Yose Rizal mengatakan, contoh nyata dari keberhasilan kampanye dengan sosial media adalah Pilgub DKI Jakarta. Dia menilai tim sukses Jokowi-Ahok berhasil mem-branding pasangannya menjadi sebuah fenomena baru termasuk di sosial media. Dia menambahka, Fauzi Bowo yang di putaran pertama mengabaikan sosial media terbukti kalah populer dari Jokowi. 
 
"Memang tidak berarti itu hanya dari sosial media. Tapi itu salah satu faktor penting. Foke kan akhirnya juga pakai sosial media di putaran kedua Pilgub DKI," kata dia di Jakarta, Rabu (16/1/2013).
 
Menurut Yose sudah banyak proses politik yang melibatkan kekuatan sosial media dan berhasil, salah satunya adalah Pilgub. "Hal semacam ini sudah banyak dilakukan, di luar Jawa seperti Sumatera dan Sulawesi pun sudah ramai," imbuh dia.
 
Meski begitu dia menegaskan penggunaan sosial media baru akan terasa manfaatnya jika disertai proses yang tepat. Beberapa di antaranya adalah memahami terlebih dahulu apa yang diinginkan konstituen. Setelah itu adalah menjalin komunikasi intensif dengan konstuen. Menurut Yose politisi tidak bisa serta merta mengandalkan sosial media dan mengabaikan proses itu.
 
Anggota Komisi I DPR RI Ramadhan Pohan mengatakan sudah selayaknya politisi menggunakan berbagai media untuk menjangkau konstituennya. Salah satunya melalui sosial media. Sayang, menurut Ramadhan, mayoritas anggota DPR RI tidak melakukan itu.
 
"Dari 560 anggota DPR RI, saya percaya mungkin hanya 60-an saja yang memakai sosial media. Yang lain entah karena tidak tahu caranya atau takut di bullying," ujar dia.
 
Ramadhan mengaku selama ini selalu memanfaatkan Internet dan sosial media untuk memahami dan menanggapi kasus-kasus yang berhubungan dengan publik. "Saya punya website, punya akun Twitter dan Facebook. Kalaupun ada bully dari masyarakat saya kira tidak masalah, saya akan menjelaskan," ujar politis Demokrat itu.
 
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Fadli Dzon. Menurut dia, saat ini yang terjadi adalah perang persepsi. Hal itu marak dilakukan di sosial media. Dia bahkan mengapresiasi langkah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang mengunggah rapat pemerintahan melalui YouTube.
 
"Pengguna media sosial di Indonesia sangat besar, tak bisa dipungkiri keterlibatan masyarakat juga semakin besar. Ini tidak bisa dikesampingkan," kata dia. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Fahmi Achmad
Sumber : Galih Kurniawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper