MALANG: PDAM Kota Malang, Jawa Timur menolak menggunakan air baku dari eksploitasi Sumberpitu, Poncokusumo, Malang, jika harga pembelian air bakunya dinilai tidak menguntungkan.
Direktur Teknik PDAM Kota Malang Teguh Cahyono mengatakan harga yang pantas untuk pembelian air baku Sumberpitu maksimal Rp290 per m3. Jika melebihi angka itu, maka terlalu mahal.
“Harga air baku sebesar Rp290 per m3 itu jika dibandingkan dengan harga air baku yang kami peroleh dengan menggunakan pompa air di Sumber Wendit. Jika PDAM Kab. Malang meminta tarif pembelian air baku dari Sumberpitu di atas Rp290 per m3, maka jelas tidak ekonomis,” kata Teguh Cahyono di Malang, Minggu (30/12).
Menurut dia, cadangan air baku untuk PDAM Kota Malang sebenarnya masih banyak, yakni 300 liter per detik dari sumber air Wendit. Sedangkan yang sudah dimanfaatkan 1.300 liter per detik.
Dengan pelanggan sebanyak 116.000 satuan sambungan rumah (SR) seperti saat ini, dia nilai, air sebanyak itu masih mencukupi. Tidak ada keluhan dari pelanggan yang pasokan airnya terganggu, tekanannya lemah bahkan mati.
Padahal, lanjut dia, tingkat kebocoran air masih tergolong tinggi, masih 28%. Jika kebocoran air bisa ditekan menjadi 20%, menurut dia, maka keandalan pasokan air ke pelanggan semakin baik. Bahkan PDAM masih belum perlu memanfaatkan cadangan air sebesar 300 liter per detik tersebut.
PDAM bisa mengandalkan pasokan air yang ada. Lagi pula, ujar dia, debit air yang dimanfaatkan PDAM Kota Malang dari sumber air Sumberpitu tidak banyak, hanya 200 liter per detik. Total debit air yang dieksploitasi dari sumber tersebut juga tidak banyak, hanya 400 liter per detik.
Dia akui pula, PDAM Kota Malang tengah membangun jaringan pipa untuk mendukung pasokan air dari Sumberpitu. Namun jika perundingan masalah tarif pembelian air dari sumber tersebut dengan PDAM Kab. Malang tidak membuahkan hasil, investasi tersebut tida akan sia-sia. (k24/arh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
