Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NATAL & TAHUN BARU: 'Kekidung' Bahasa Bali di Gereja Tuka, Badung

DENPASAR--Alunan irama dan tembang berbahasa daerah Bali (kekidung)bergema dalam kebaktian perayaan Natal di Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka, Dalung, Kuta Utara, Badung, Bali.

DENPASAR--Alunan irama dan tembang berbahasa daerah Bali (kekidung)bergema dalam kebaktian perayaan Natal di Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka, Dalung, Kuta Utara, Badung, Bali.

Selain tembang berbahasa Bali, kidung sebagai sarana doa dan puja-puji Tuhan sejak pagi hingga siang juga menggunakan bahasa Indonesia yang dibawakan kelompok paduan suara.

Alunan tembang yang merdu dan syahdu dalam dua bahasa itu terdengar silih berganti dikumandangkan dari dalam ruang gereja berarsitektur perpaduan antara tradisional Bali dan bangunan gereja Eropa, khususnya Romawi kuno.

Tembang dwi etnik itu menjadi tambah bergema dengan tampilnya koor paduan suara anak-anak Torsisius yang bersatu-padu dengan senandung para peserta misa Natal.

Tampilnya koor anak-anak selain menambah gema alunan tembang, juga menjadikan suasana lebih semarak perayaan Natal di salah satu gereja tua yang beberapa kali pernah mengalami renovasi.

Misa Natal, Selasa (25/12/2012) yang dipimpin Paulus Payong SPD dibantu Romo Martin SPD dan diikuti ribuan umat nasrani dari desa-desa di sekitar Kecamatan Kuta Utara, berlangsung secara khusuk dan khidmat.

Sebagian besar jemaat mengenakan pakaian adat umat Hindu di Bali saat melaksanakan kegiatan ritual berupa kain kebaya dipadu selendang untuk wanita dan destar untuk pria.

Ketua Dewan Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka, Ketut Jack Mudastra menjelaskan, gereja itu merupakan salah satu tempat ibadah tua di Bali yang dibangun sekitar tahun 1937, ketika agama Kristen diketahui masuk pertama kali ke Bali.

Oleh sebab itu, perayaan Natal di Desa Tuka lebih mengedepankan adat-istiadat yang berlaku di daerah tersebut.

Pemasangan penjor, yakni hiasan bambu dengan janur di pintu masuk rumah tangga masing-masing menjadi tradisi dalam setiap perayaan Hari Raya Natal.

Hiasan penjor sepanjang jalan Desa Tuka dan dekorasi gereja bernuansa khas Bali, merupakan tradisi yang diwarisi secara turun temurun dari leluhurnya.

"Penjor merupakan salah satu upaya melestarikan warisan seni budaya Bali, disamping memelihara dan memantapkan kerukunan hidup beragama yang selama ini berlangsung dengan sangat mantap dan kokoh," ujar Jack Mudastra.

Ia menjelaskan, misa Natal kali ini merupakan yang kedua, setelah yang pertama dilaksanakan Senin malam (24/12) dari total empat kali misa.

"ua kali misa akan dilaksanakan Rabu (26/12) di dua gereja yang berbeda yakni di Gereja Batu Lumbung dan Gereja Buduk di Desa Dalung," kata Ketut Jack Mudastra. (Antara/ems)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Muhammad Khamdi
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper