PADANG: PT Pertamina menjamin stok minyak tanah subsidi di Provinsi Sumatra Barat mencukupi, terutama menjelang pelaksanaan konversi energi ke gas di daerah tersebut.
Sonny Mirath, Asisten Customer Relation PT (persero) Pertamina Regional I Sumbagut juga menyebut kalau pihaknya juga belum akan menarik pasokan bbm subsidi di sana.
"Kami tetap akan menyalurkan dan belum memberlakukan pembatasan pasokan bahan bakar jenis minyak tanah ke Sumbar, kendati daerah tersebut dijadwalkan melakukan konversi ke elpiji dalam waktu dekat," katanya kepada Bisnis Sabtu (15/12/2012).
Apalagi, ucap Sonny, tahapan konversi saat ini masih dalam tahap pendataan oleh konsultan Kementrian ESDM di Sumbar. Minyak tanah belum akan ditarik sampai paket perdana sudah tersalurkan ke seluruh penerima yang berhak di Kabupaten/Kota.
"Penarikan suplay pasokan subsidi pun nantinya akan dilakukan secara bertahap," katanya.
Saat ini, penyaluran minyak tanah subsidi, juga masih dilakukan seperti biasa. Di mana, Sumbar memperoleh kuota pasokan minyak tanah mencapai 14.280 kiloliter/bulan atau 575 kiloliter/hari.
"Kesimpulan, jika masyarakat menemukan perilaku penyimpangan dilakukan pangkalan atau agen, silakan laporkan ke Polisi atau Pertamina melalui nomor telpepon (021) 500-000," kata Sonny.
Sebelumnya, keluhan kelangkaan mulai terjadi jelang pelaksanaan konversi elpiji di Sumbar. Seperti diakui Fitri (34), warga Painan, Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar.
"Sejak awal bulan Desember, minyak tanah mulai langka, sejumlah warung penjual terlihat kehabisan stok," katanya kepada Bisnis di Padang, Sabtu siang.
Anehnya lagi, ucap ibu rumah tangga ini, pemilik warung penjual menyebut kelangkaan dikarenakan adanya pembatasan pasokan dari pangkalan.
"Jadi, pasokan agak terlambat masuk ke warung atau kios penjual dari pangkalan minyak tanah," kata Fitri.
Hal senada dikatakan Emi (40) penjual gorengan di kawasan Jati, Kota Padang. "Saya juga kesulitan memperoleh minyak tanah dalam seminggu ini, di pangkalan juga kerap kosong stoknya," katanya.
Info diperoleh, ucap Emi, ini (kekosongan stok dipangkalan) dikarenakan rencana pelaksanaan konversi yang bakal dilakukan di awal tahun 2013.
Makanya, jatah minyak tanah dipangkalan mulai dibatasi oleh agen pemasok. "Alhasil, saya terpaksan membeli minyak tanah ke kios penjual dengan harga Rp6.000 per liter, harga pangkalan Rp4.000/liter," kata Emi.
Data pihak Dinas ESDM setempat, konversi minyak tanah ke elpiji di Sumbar dijadwalkan pada tahun 2013.
Sedikitnya 971.420 paket konversi (tabung elpiji ukuran 3 kilogram dan kompor gas) pun sudah stand by, serta siap dibagikan ke 18 Kabupaten/Kota di Provinsi Ranah Minang tersebut. (JIBI/k41/sut)