Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SENGKETA MODAL MAKINDO: Penerbitan SP3 Dinilai Tidak Sah

JAKARTA: Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) No. SPPP/R/51/VII/2004/Dit II Eksus tanggal 20 Juli 2004 adalah tidak sah dan memerintahkan penyidik Mabes Polri untuk melanjutkan penyidikan

JAKARTA: Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) No. SPPP/R/51/VII/2004/Dit II Eksus tanggal 20 Juli 2004 adalah tidak sah dan memerintahkan penyidik Mabes Polri untuk melanjutkan penyidikan atas dugaan tindak pidana penggelapan dan penipuan yang dilakukan para tersangka Claudine Jusuf dan Gunawan Jusuf sebagaimana laporan polisi No. Pol: LP/125/IV/2004/Siaga-III tanggal 20 April 2004.

“Kami meminta penyidik kepolisian Mabes Polri untuk melanjutkan penyidikan atas dugaan tindak pidana penggelapan dan penipuan yang dilakukan tersangka Claudine Jusuf dan Gunawan Jusuf yang merujuk putusan praperadilan No. 33/Pid.Prap/2012/PN.JKT.SEL yang telah diputuskan pada 19 Oktober 2012,” ungkap Oscar Sagita, kuasa hukum Direktur Aperchance Company Limited Toh Keng Siong    dalam siaran persnya hari ini, Rabu (21/11/2012).

Oscar mengatakan berdasarkan amar putusan praperadilan No. 33/Pid.Prap/2012/PN.JKT.SEL tanggal 19 Oktober 2012, majelis hakim mengabulkan permohonan praperadilan pemohon Toh Keng Siong dengan menerbitkan surat ketetapan tentang penghentian penyidikan No. Pol. S.Tap/51a/VII/2004 tanggal 20 Juli 2004 dan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) No Pol.: SPPP/R/51/VII/2004/Dit II Eksus tanggal 20 Juli 2004.

Majelis hakim memerintahkan penyidik Kepolisian Mabes Polri untuk melanjutkan penyidikan atas dugaan tindak pidana penggelapan dan penipuan yang dilakukan para tersangka Claudine Jusuf dan Gunawan Jusuf, sebagaimana laporan polisi No. Pol: LP/125/IV/2004/Siaga-III tanggal 20 April 2004.

Menurut Oscar, kliennya bersengketa dengan Gunawan Jusuf perihal dana sebesar US$134 juta atau setara dengan Rp1,13 triliun yang ditempatkannya di PT Makindo (dahulu PT Makindo, Tbk). Dana itu disimpan dalam bentuk Time Deposit Confirmations dan dijamin oleh PT Makindo. Dalam

perjanjian dana dikembangkan dan dikembalikan pada saat jatuh tempo dengan memberitahukan duaq hari sebelum tanggal jatuh tempo.

Oscar menambahkan pada 1997, ketertarikan kliennya Toh Keng Siong menanamkan investasi di PT Makindo setelah kliennya bertemu Gunawan Jusuf dan ibunya (Rahmiwaty) untuk melakukan presentasi pengembangan investasi di PT Makindo kepada Toh Keh Siong.

Akhirnya,   Toh Keh Siong bersedia mentransfer dananya sebesar US$ 60 juta ke rekening milik PT Makindo (PT Makindo, Tbk) untuk ditempatkan dalam bentuk Time Deposit Confirmations.

Awalnya, PT Makindo (PT Makindo, Tbk) dapat memenuhi janjinya dengan mengembalikan pokok berikut bunganya, setahun kemudian uang yang ditanam Toh Keh Siong berkembang menjadi US$ 67 juta.

Namun dalam perkembangan berikutnya, Toh Keh Siong,  ternyata dana tersebut tidak dapat dikembalikan oleh PT Makindo (PT Makindo, Tbk) sampai sekarang, sehingga total dana Toh Keh Siong yang belum dibayarkan PT Makindo (PT Makindo, Tbk) dari tahun 1999-2002, yang ditransfer Toh Keh Siong ke rekening PT Makindo (PT Makindo, Tbk) dalam berbagai bentuk mata uang (Singapore Dollar, US$, New Zealand Dollar, Hong Kong Dollar, Japan Yen dan Euro) mencapai US$134 juta. (sut) 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper