Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SURABAYA: Tingkat pengangguran terbuka di Jawa Timur pada Agustus 2012 tercatat 4,12%, menurun dibandingkan dengan posisi Februari 2012 sebesar 4,14% dan posisi periode yang sama 2011 sebesar 4,16%.
 
Kepala BPS Jawa Timur Irlan Indracahyo memaparkan penurunan tingkat pengangguran terbesar terjadi pada sektor pertanian (211.020 orang), diikuti sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan (166.920 orang), dan sektor perdagangan (35.640 orang).
 
"Jumlah angkatan kerja di Jatim pada Agustus 2012 mencapai 19,90 juta, bertambah sekitar 0,07 juta orang dibandingkan dengan angkatan kerja pada Februari 2012 sebesar 19,83 juta orang," katanya, Senin (5/11).
 
Sementara itu, jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2012 mengalami peningkatan 0,07 juta orang menjadi 19,08 juta orang  dari posisi Februari 2012 sebesar 19,01 juta orang. Posisi tersebut juga lebih tinggi 0,14 juta orang dibandingkan dengan posisi Agustus 2011 yang hanya 18,94 juta orang.
 
"Peningkatan penduduk yang bekerja terjadi pada sektor industri [243.300 orang], konstruksi [215.020 orang], pergudangan [10.170 orang], dan sektor lainnya [14.850 orang]," jelasnya.
 
Dari 19,08 juta tersebut, papar Irlan, paling banyak bekerja di sektor pertanian yaitu 7,47 juta orang atau 39,16%, disusul sektor perdagangan 3,83 juta (20,09%), dan sektor industri 2,83 juta orang (14,86%).
 
Sementara itu, tingkat optimisme konsumen masyarakat (indeks tendensi konsumen/ITK) Jawa Timur pada kuartal III/2012 tercatat 111,85, meningkat dibandingkan dengan posisi kuartal II/2012 yang hanya 108,71.
 
Irlan mengatakan peningkatan optimisme masyarakat tersebut didorong oleh faktor musiman yaitu liburan sekolah, tahun ajaran baru, peringatan Ramadhan, dan perayaan Idul Fitri yang jatuh pada kuartal III/2012.
 
"ITK Jawa Timur ini lebih baik dibandingkan dengan ITK Nasional yang hanya 111,12. Artinya, tingkat optimisme konsumen Jawa Timur lebih baik dibandingkan nasional," katanya.
 
Namun demikian, sambungnya, ITK Jawa Timur pada kuartal IV diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan dengan kuartal III/2012 yaitu 108,62. Irlan menerangkan hal tersebut terjadi karena geliat ekonomi pada periode 3 bulan terakhir tahun ini tidak akan sebesar yang terjadi pada kuartal III.
 
"Masa musiman Natal dan Tahun Baru memiliki pengaruh yang tidak sebesar masa musiman Ramadhan dan Idul Fitri," ujarnya.
 
Meski bakal mengalami tren penurunan, sambungnya, daya beli masyarakat pada kuartal IV/2012 masih tergolong bagus karena tingkat ITK-nya berada di atas 100. "Ini kan hanya soal persepsi masyarakat yang didasarkan kemampuan beli, inflasi, dan faktor ekonomi lainnya," tambahnya. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper